Jumat, 18 Oktober 2019 22:59
Kanwil Kemenkumham, Priyadi berbaur bersama Andikpas.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAROS - Sebulan lebih Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Maros, kesulitan air bersih. Hal itu menarik rasa empati dan simpati Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kakanwil Kemenkumham) Provinsi Sulawesi Selatan, Priyadi.  

 

Dalam kunjungan kerjanya pada Jumat (18/10/2019) pagi, Priyadi didampingi Samaluddin Bogra dan beberapa staf Kanwil Kemenkumham Sulsel, disambut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas II A Maros Indra Setiabudi Mokoagow, beserta seluruh Kasubsi dalam lingkungan Lapas Maros. 

Pada kunjungan tersebut, Priyadi langsung mengunjungi Wisma Nur, yang merupakan Wisma Khusus Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas), karena Lapas Maros juga merupakan Lembaga Pembinaan Anak Sementara (LPAS). 

Ketika berdialog dengan anak-anak, Priyadi memberikan semangat kepada para Andikpas. Priyadi ingin memastikan agar hak anak tentang pendidikan dapat terpenuhi.

 

"Silakan koordinasi dengan Pemkab dan jika ada kendala agar dilaporkan segera," pinta Alumni Akademi Ilmu Pemasyarakatan (AKIP) Angkatan XIX ini. 

"Saya minta anak-anakku semua untuk tetap sabar mengikuti proses, giat dalam belajar dan beraktivitas termasuk dalam menjaga kesehatan meskipun sekarang sedang krisis air termasuk di Lapas Maros," katanya sembari bercanda dalam berdialog sesekali mengusap kepala Andikpas. 

Sebelum meninggalkan Wisma Nur, pria berdarah Jawa Timur ini dihibur dengan yel-yel ala Pramuka Lapas Maros. 

Bersamaan dengan kunjungan Kakanwil, tangki pengangkut Air Bersih yang rutin melayani dari PDAM Maros melakukan penyaluran air kepada WBP, secara spontan Priyadi melakukan pengisian langsung ke wadah-wadah pengisian air milik WBP. 

Ada ratusan ember yang berjejer. Sambil memasang senyum, Kakanwil mengisi ember-ember tersebut. Tindakan spontan Priyadi, disambut tepuk tangan meriah oleh seluruh WBP yang ikut antre mengisi air. 

"Ini baru Kakanwil turut merasakan apa yang kami alami," tutur Haris salah satu WBP yang ikut antre. 

Priyadi menyatakan prihatin atas kemarau panjang ini. "Lapas Maros yang begitu asri dengan pepohonan dan tanamannya, menjadi berkurang keindahannya karena kemarau ini," ujarnya sembari mengingatkan bahwa ini juga karunia dari Allah SWT sehingga apapun keadaannya harus disyukuri. 

"Semoga hujan segera turun dan pepohonan kembali menghijau," harapnya di sela-sela acara Pengarahan dan Pembekalan bagi Petugas Pemasyarakatan Lapas Kelas II A Maros.

Organisasi sebagai Kesatuan Keluarga

Pada kunjungan ini, Priyadi memberikan pengarahan dn pembekalan kepada petugas Pemasyarakatan Lapas Kelas II A Maros. Ia mengibaratkan, bahwa organisasi atau instansi ini sebagai satu kesatuan keluarga. 

“Sebagai insan Pengayoman kita adalah keluarga, kita harus saling mengisi dan saling membantu serta membangun harmonisasi dalam menjalankan tugas,” tuturnya serius. 

Ia pun menekankan perlunya menguatkan kompetensi, skill dan etika. “Pekuat kompetensi kalian kuasai dan tingkatkan skill, serta tetap menjaga sopan santun karena kita membina manusia yang akan kembali ke masyarakat,” pungkasnya.

Terima buku “Biarkan Saja Metronom Itu” 

Di sela-sela kunjungannya, Kakanwil yang juga punya minat dan perhatian di bidang literasi ini, menerima buku kumpulan hasil Sayembara Penulisan Puisi, Cerpen dan Esai antar Warga Binaan Pemasyarakatan se-Indonesia yang berjudul “Biarkan Saja Metronom Itu”. Didampingi Kalapas beserta seluruh Pimpinan Lapas Kelas II A Maros, Salahuddin Alam Dettiro selaku Inisiatior Pustaka Jeruji Indonesia, menyerahkan buku tersebut. 

“Ini merupakan kumpulan tulisan para pemenang Sayembara antar WBP se-Indonesia, berkenan Bapak Kakanwil dapat menerimanya,” tutur pria yang akrab disapa Alam ini.

Rasa gembira dan suka cita terpancar di wajah Priyadi, yang senantiasa memberi perhatian terhadap karya-karya positif yang dikelola oleh WBP. 

“Saya menyambut baik dan berterima kasih atas terbitnya buku ini,” tuturnya. 

“Gerakan literasi ini perlu ditumbuhkembangkan sebagai bagian dari gerakan pembinaan yang lebih luas,” tambahnya. 

Priyadi pun mengungkapkan, betapa pentingnya menulis sebagai bagian dari saksi sejarah. “Kegiatan kepenulisan seperti ini senantiasa akan menjadi dokumentasi penting perjalanan sejarah, termasuk karya-karya fiksi yang mengguncang dunia,” pungkasnya.

Sementara itu, Kalapas Kelas II A Maros di sela-sela kunjungan Kakanwil Kumham Sulsel mengemukakan, seluruh arahan dan petunjuk Kakanwil senantiasa akan diejawantahkan. 

“Semua arahan, saran, masukan dan petunjuk beliau dalam mengelola dan mengembangkan pembinaan di Lapas senantiasa akan kami jalankan,” kata Indra singkat.

TAG

BERITA TERKAIT