RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Makassar International Eight Festival and Forum kembali masuk Top 10 Calendar of Event Wonderful Indonesia Kementerian Pariwisata tahun 2020.
Hal itu diumumkan di Jakarta pada Selasa (15/10/2019). Event tersebut juga dikenal dengan F8, yakni Fashion, Food, Fiction Writers & Fonts, Fine Art, Folks, Fusion Music, Flora & Fauna, and Film.
F8 yang digelar 11-13 Oktober 2019 lalu tidak lagi mendapat dukungan dari Pemerintah Kota Makassar. Walau begitu, tetap berlangsung meriah.
F8 ini merupakan inisiatif Wali Kota Makassar periode 2014-2019, Mohammad Ramdhan Pomanto. Pertama kali diselenggarakan pada 2016.
Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di Ajungan Pantai Losari. Karena tidak mendapat dukungan dari pemerintah kota, tahun ini dilaksanakan di lahan swasta tepatnya di Centre Point of Indonesia (CPI).
Co Founder Festival F8, Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan pelaksanaan F8 kali ini sepenuhnya terlaksana atas dukungan Kementerian Pariwista.
Ia menyebut F8 adalah siri'nya orang Makassar sehingga pihaknya bertekad untuk melaksanakan bahkan meningkat pelaksanaan kegiatan ini.
"F8 adalah siri'nya kita dan ke depan kita berharap akan semakin baik, dan insya Allah akan terus kita laksanakan," ujarnya pada pembukaan F8, Jumat (11/10/2019) lalu.
F8 merupakan salah satu event kebanggaan warga Makassar. Terbukti kegiatan yang berlangsung tiga hari itu, mencatat jumlah kunjungan 1.107.000 orang.
Salah seorang anak muda Makassar, Muh Akbar mengaku bangga dengan F8. Kata dia, ini merupakan salah satu event yang bisa membuat Makassar lebih maju dan dikenal di dunia.
"Selain itu, ini merupakan ajang untuk memperkuat persahabatan dengan negara lain, dan yang penting adalah ini merupakan ladang bisnis yang baik untuk pedagang khusunya wadah untuk UKM," ujar Akbar yang juga koordinator daerah Aliansi Remaja Independen Sulawesi Selatan.
"F8 kali bisa dikatakan luar biasa dari segi konsep acara, bintang tamu, dan item kegiatannya yang lain. Dari segi lokasi sangat luas sehingga menampung banyak massa. Namun yang jadi minusnya adalah lokasinya jauh dan berdebu. Sama jaringan kurang bagus sehingga menghambat komunikasi," tambah Akbar kepada Rakyatku.com.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengisyaratkan event yang masuk CoE wajib digelar tahun depan. Dia memperingatkan kepada kepala daerah baik gubernur maupun bupati/wali kota agar memiliki komitmen kuat dalam mengembangkan daerahnya. Pasca ditetapkan di CoE, waktu pelaksanaan event tidak boleh diubah, apalagi ditiadakan.
"Kepala daerah dituntut harus mempunyai komitmen kuat (committed) untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya antara lain; dengan pengalokasian anggaran di sektor pariwisata, dalam melaksanakan CoE harus konsisten, waktu penyelenggaraannya tidak boleh berubah," ujarnya.