Rabu, 16 Oktober 2019 16:31
Massa memblokade perbatasan Gowa-Makassar dengan truk dan meminta pemerintah memberi perhatian terhadap keselamatan pendatang di Papua. (Foto: Ishak Agus/Rakyatku.com)
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, GOWA - Belasan pemuda yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Indonesia (Gerak Misi), menutup sebagian jalur di perbatasan Gowa-Makassar, jalan Sultan Hasanuddin, Rabu (16/10/2019).

 

Mereka berunjuk rasa dan menutup sebagian badan jalan, menggunakan satu unit dum truck yang melintas di jalan itu. Akibatnya, arus lalu lintas kendaraan yang melaju dari arah Kota Makassar menjadi terhambat.

Belasan aparat kepolisian dan aparat TNI, juga turun berjaga-jaga di jalan, untuk mengawal aksi mahasiswa tersebut.

Dalam orasinya, mereka menyampaikan 3 poin tuntutan yang tertulis dalam spanduk yang mereka bentangkan. Tuntutan itu mereka tujukan ke pemerintah. Mereka meminta untuk segera dituntaskan kasus kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, saat ini.

 

"Pertama, pemerintah segera menindaklanjuti kasus di Wamenna. Kedua, Kapolri harus tegas menyikapi kasus di Wamena. Dan ketiga, berikan jaminan keamanan di Wamena bagi seluruh pendatang, dan penduduk lokal," kata Jenderal Lapangan Nur Hidayat S.

Menurut Hidayat, kekerasan hingga pembantaian yang terjadi di wilayah timur Indonesia tersebut, tanpa rasa kemanusiaan. Dia mengatakan, anak-hingga lansia menjadi korban pembantaian di Wamena. Terutama bagi warga pendatang.

"Balita hingga lansia menjadi korban kerusuhan. Kami ingin pemerintah menindaklanjuti kerusuhan itu secepatnya. Berikan keamanan masyarakat Indonesia terutama warga Sulsel di Papua," sambungnya.

"Kami juga menuntut selamatkan generasi pemuda Indonesia. Kapolri harus tegas terhadap kasus ini. Amankan pendatang dan lokal di Wamena," tutup Hidayat.

TAG

BERITA TERKAIT