RAKYATKU.COM - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman menghadiri pertemuan dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI di Gedung Ali Wardhana, Jakarta Pusat, Selasa (15/10/2019).
Dalam pertemuan ini, pilot project revitalisasi SMK/BLK yang akan bekerja sama 9 Pemerintah Daerah dengan mengembangkan 20 kompetensi sesuai potensi unggulan daerah dari 7 sektor jadi bahasan.
SMK didirikan sebagai backup untuk ekonomi daerah. Pada dasarnya kordinasi dari seluruh stakeholder terkait telah dilakukan. Untuk BLK memiliki akreditasi dibawah Kementerian Ketenagakerjaan, dan untuk SMK ada dibawah Kemendikbud.
"Sudah ada diskusi panjang dari segi pendidikan dan ketenagakerjaan, program ini harus sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing," ujar Menko Bidang Perekonomian RI, Darmin Nasution dalam rilis diterima Rakyatku.com, Rabu (16/10/2019).
Darmin menuturkan, bahwa percontohan harus sudah terakreditasi. Dengan itu, sistem akan efesien kalau dalam pelaksanaannya terdapat sertifikasi dengan klasifikasi yang jelas.
"Pendidikan yang menamatkan orang-orang itu harus terakreditasi, harus ada perhatian rasio guru dan siswa. SMK harus punya standart kompetensi, 3 tahun sekolah harus punya minimal 3 standar kompetensi yang ketika mereka mau bekerja, akan relevan," sambungnya.
Wagub Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa 2 SMK di Sulawesi Selatan dalam program ini. Dua sekolah itu difokuskan ke sektor Kakao dan Nautika.
"Pilot Project Sulsel adalah SMK 9 Makassar untuk Nautika, dan SMK 1 Luwu Utara untuk Kakao. Perencanaan kita, bahwa industri berperan aktif dalam peningkatan skill SMK," jelasnya.
Sebagai reward, kata Andi Sudirman, dengan adanya kebijakan Pemerintah dalam Super Deducting Tax bagi Perusahaan yang berkontribusi untuk SMK vokasi hingga 200 % dari total yang dikontribusikan.
"Bapak Menko Perekonomian RI berharap sinergitas Pemerintah Provinsi dengan Kementerian dan Lembaga untuk akselerasi di 2020 dalam pilot project ini," terangnya Andi Sudirman Sulaiman.
"Sekolah tersebut harus mendapatkan akses perizinan. Sertifikasi berdasarkan hasil praktek, penyerapan akan lebih cepat jika ini diaplikasikan 70 % praktek dan 30 % teori. SMK bisa menggunakan sistem apprenticeship dan seritifikasi bisa diberikan dari perusahaan dimana siswa SMK melakukan praktek," tambahnya.
Diketahui, dalam pertemuan ini juga dihadiri oleh Deputi IV Kemenko Bidang Perekonomian, KADIN, dan perwakilan 9 Pemerintah daerah Sulawesi Selatan, Kep. Riau, Kaltim, Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa tengah, Bali, dan Jawa timur.