RAKYATKU.COM, PAPUA - Sabtu, 12 Oktober 2019. Sore itu, sekitar pukul 15.20 WIT. Deri Datu Padang (30), baru saja pulang dari tempat kerjanya. Buruh bangunan asal Toraja ini bersama lima rekannya, mengerjakan pembangunan sebuah gedung gereja Paroki Woma. Mereka pulang menuju Kota Wamen di Wamena.
Ada enam orang berboncengan dengan empat sepeda motor. Deri Datu Padang berboncengan dengan rekannya, Bunga Simon (38). Mereka berada di bagian paling depan. Ketika tiba di Jembatan Woma, tiba-tiba dua orang tak dikenal, satu dewasa berbaju merah, dan satu lagi remaja.
Mereka menancapkan pisau ke perut sebelah kanan Deri. Kaget, Deri tak konsen melajukan motornya. Sepeda motor itu terjatuh. Simon yang sedang dibonceng ikut jatuh. Dia luka di lutut dan bibir.
"Para pelaku, melarikan diri ke arah kuburan lama. Sementara Deri, dengan pisau masih menancap di perut sebelah kanan, membangkitkan sepeda motornya," ujar Yatem (44), seorang tukang ojek yang menyaksikan kejadian itu.
Meski perut kanannya perih dan darah terus mengucur, dia menguatkan diri melajukan sepeda motornya ke pos Brimob di dekat Pasar Woma. Oleh personel Brimob, korban dilarikan ke RSUD Wamena.
Namun karena luka yang serius, Deri meninggal dunia pada pukul 16.50 WIT.
Wakapolres Jayawijaya, AKP Leonard Yoga mengatakan, jenazah akan diterbangkan ke Toraja besok, Senin (14/10/2019). Pengurusan dan pengantaran jenazah akan diurus Forkompinda setempat.
"Pertemuan pada Sabtu (12/10) malam, Forkompinda mengambil langkah untuk bertemu dengan masyarakat IKT di Gedung Tongkonan," kata AKP Leonard.