Jumat, 11 Oktober 2019 07:04
Prof Emil Salim (Ist)
Editor : Fathul Khair Akmal

RAKYATKU.COM - Membahas soal Perppu KPK di acara Mata Najwa, sosok Arteria Dahlan yang merupakan anggota DPR Fraksi PDIP, terlihat berdebat sengit dengan Ekonom Prof Emil Salim.

 

Mungkin, tak banyak dari generasi saat ini yang mengenal sosok Emil Salim. Meski sempat ditunjuk-tunjuk oleh Arteria Dahlan di acara Mata Najwa, tak dipungkiri bahwa sosok Prof Emil Salim merupakan salah satu tokoh senior kebanggaan Indonesia. Selain dikenal sebagai ekonom, ia juga figur menteri yang masih aktif berkarir hingga di era reformasi.

Ekonom kelahiran Lahat, Sumatera Selatan pada 8 Juni 1930 itu, sosok cerdas yang dipercaya sebagai menteri sejak pemerintahan Orde Baru. Tercatat, Emil pernah menduduki serangkaian posisi penting, mulai dari kepemimpinan Presiden Soeharto hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Seusai meraih gelar PhD bidang ekonomi dari University of California, Amerika Serikat, Salim merupakan alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1959. 

 

Sekembalinya ke Indonesia, ia kemudian mengajar bidang ekonomi di Universitas Indonesia ada tahun 1964, hingga terpilih menjadi profesor perkembangan ekonomi pada 1974 di universitas yang sama.

Sebagai ekonom cerdas, ia kemudian terpilih masuk tim pengembangan ekonomi di masa pemerintahan Presiden Soeharto pada 1966. Setelahnya, Salim dipercaya menjabat di posisi-posisi strategis seperti anggota tim penasehat Menteri Sumber Daya Manusia (1967-1968), pemimpin tim teknis Kelompok Stabilitas Ekonomi dan seorang anggota dalam kabinet Gorong Royong (1967-1969). 
Selain itu, ia juga menempati posisi sebagai wakil pemimpin Bappenas, Menteri transportasi, hingga Menteri lingkungan hidup (1978-1983).

Sebagai mantan Menteri lingkungan hidup (1978-1983), profesor Salim dipercaya memimpin Foundation for Sustainable Development dan Kehati Foundation, di lingkungan warga negara Indonesia yang tinggal di Amerika Serikat. 

Oleh sebuah lembaga konservasi mandiri dunia, Salim dianugerahi The Leader for the Living Planet Award dari World Wide Fund (WWF). Pada tahun 2006, ekonom senior itu juga menerima penghargaan Blue Planet Prize ari The Asahi Glass Foundation.

Berkarir sebagai menteri sejak era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, Salim mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap dipercaya menempati posisi strategis di pemerintahan selanjutnya. 

Tercatat, ia pernah menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden sejak 10 April 2007 dan pada 25 Januari 2010, dan dilantik kembali untuk periode kedua sekaligus menjadi ketua, di bawah pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

sumber: boombastis.com

TAG

BERITA TERKAIT