Minggu, 06 Oktober 2019 16:28
???????Sabah Muhammad Ismail
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM, MOSUL - Seorang wanita berusia 62 tahun telah tinggal di antara anjing dan serigala di kota Mosul, yang hancur akibat perang dengan ISIS.

 

Sabah Muhammad Ismail menetap di sebuah rumah kecil dengan dinding yang dipenuhi peluru, di lingkungan al-Shahwan di Mosul Tua, Irak

Keterikatannya pada rumah itu membuatnya tidak melarikan diri bersama dengan penduduk lain selama ISIS menguasai kota itu.

“Saya tinggal di sini di antara anjing dan serigala. Saya bersumpah kepada Tuhan bahwa anjing-anjing datang berkumpul di depan pintu saya,” kata Sabah pada VOA.

 

"Meskipun demikian, saya bersyukur pada Tuhan karea setidaknya saya masih hidup."

Sabah bercerita bahwa sebelum ISIS menguasai Mosul pada pertengahan 2014, dia tingga di rumah itu bersama dengan suaminya yang bekerja sebagai muazin.

Tetangganya adalah kerabat dan teman dekat mereka. Mereka hidupa damai dengan mengubah lingkungan menjadi semacam komune, di mana mereka berbagi makanan dan minum teh dan kopi.

Tapi semuanya berubah semenjak kehadiran ISIS. Suami Sabah terbunuh dalam baku tembak pasukan ISIS dan Irak di awal tahun 2017.

Pada hari-hari terakhir perang, ketika AS mengintensifkan serangan udara terhadap ISIS, rumah Sabah nyaris hancur menjadi puing-puing. Begitupun dengan lingkungan di sekitarnya.

“Hati saya sakit ketika saya melihat lingkungan. Tidak ada lagi orang di sini. Kami hidup di sini seperti binatang buas,” kata nya.

Dia mengatakan bahwa sebagian besar keluarganya dimakamkan di bawah puing-puing selama pertempuran terakhir untuk Mosul.

Sekarang, setelah perang telah berakhir, orang-orang yang telah melarikan diri dari rumah mereka masih enggan kembali. Alasannya karena pemerintah lambat melakukan proses rekonstruksi.

"Ini adalah rumah ipar laki-laki saya, ini rumah paman suami saya, ini dulu rumah Ahmed dan Najat, dan ini milik Hikmat yang anak-anaknya cacat," katanya, sambil menunjuk ke lansekap beton yang hancur berkeping-keping, dan logam bengkok.

Banyak penduduk di Mosul menyatakan kekecewaannya atas kegagalan pemerintah membangun kembali dan memberi kompensasi kepada para korban, terutama mereka yang tidak mampu.

Pejabat Irak telah mengatakan bahwa pemulihan dari kerusakan yang disebabkan oleh IS dalam perang, di luar kemampuan mereka. Mereka membutuhkan lebih banyak bantuan internasional untuk memungkinkan mereka memulihkan negara.

Karena kehilangan harapan bahwa pemerintah dapat membantu mereka memulihkan rumah mereka dalam waktu dekat, banyak orang beralih ke amal untuk membangun kembali rumah mereka.

Selain itu, banyak anak muda dan aktivis kota secara sukarela membantu memulihkan rumah, jalan-jalan, dan universitas untuk menghidupkan kembali kota.

Dengan beberapa dukungan dari donor lokal, Sabah Muhammad Ismail dapat melakukan beberapa perbaikan di rumahnya untuk membuatnya layak huni.

Dia mengatakan dia bertekad untuk menghabiskan sisa hidupnya di rumah itu, bahkan jika itu berarti dia harus hidup dalam kesunyian yang berkepanjangan.

“Inilah hidup dan situasi kami di sini. Saya telah tinggal di daerah ini selama 62 tahun. Saya tidak bisa melepaskannya sekarang," katanya.

TAG

BERITA TERKAIT