Sabtu, 05 Oktober 2019 11:40
Twitter via haaretz.com
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM, AUSTRALIA - Seorang anak sekolah di Australia diduga menjadi sasaran serangan anti-Semit karena dia Yahudi.

 

Dalam satu insiden, anak berusia 12 tahun itu dipaksa untuk menunduk dan mencium sepatu teman sekolahnya di sebuah taman di Melbourne, Australia.

Jika dia menolak melakukannya, dia diancam akan dipukuli oleh sembilan teman-temannya.

Foto anak itu telah beredar di media sosial. Itu menunjukkan dia telungkup di jalan, dan menyondongkan kepalanya di kaki temannya.

 

Setelah kejadian itu, anak itu memberi tahu ibunya: "Ibu kamu seharusnya tidak mencintaiku. Saya binatang pengerat Yahudi yang tidak berharga. Saya hama."

Dia mengatakan bahwa dia juga disebut 'Yahudi kotor' dan 'kecoak Yahudi.'

Ibu anak itu mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan orang tua anak lelaki yang kakinya dicium oleh putranya, yang beragama Muslim.

"Kami duduk, orang tuanya, dua anak laki-laki dan saya sendiri, di sekitar meja dan menjelaskan [penindasan itu] dan apa artinya bagi kami sebagai orang tua," katanya pada The Age.

Namun, ketika dia melaporkan kejadian itu ke sekolah, dia diberitahu bahwa karena itu tidak terjadi di sekolah, itu bukan tanggung jawab mereka.

"Saya tersinggung dengan Departemen Pendidikan, karena tidak ada yang mereka lakukan untuk melindungi putra saya sama sekali, itulah yang membuat saya kesal," katanya.

Dia mengatakan bahwa putranya juga telah diganggu di kamar mandi di sekolah, tetapi malah diberitahu agar putranya menggunakan kamar mandi lain.

"Mereka menolak untuk menerima ada masalah anti-Semit."

Setelah kejadian itu, sekolah mengeluarkan sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat membuktikan adanya interaksi anti-Semit.

Sementara itu, Ketua Komisi Anti-Pencemaran Nama Baik Australia (ADC) mengatakan bahwa penindasan anti semit telah menjadi "noda pada sistem pendidikan Victoria yang akan bertahan lama."

"ADC ??siap dan bersedia bekerja dengan pemerintah Victoria untuk menghadapi fenomena menyedihkan ini," katanya.

TAG

BERITA TERKAIT