RAKYATKU. COM, MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah mengatakan, hadirnya bendungan, waduk dan pengelolaan air sangat penting, karena berhubungan dengan kepentingan orang banyak.
"Hari ini kita bicara soal sumber daya air di Sulawesi Selatan, tentu menjadi tanggung jawab kita semua karena dalam sejarah Sulawesi Selatan memang dari dulu menjadi penyangga pangan nasional," kata Nurdin Abdullah, Jumat (4/10/2019).
Kata Nurdin, di Sulsel telah hadir Bendungan Bili-bili, yang mendukung pertanian, termasuk mengendalikan banjir.
Demikian juga dengan potensi pembangunan bendungan yang ada. Seperti Bendungan Karalloe dan Pamukkulu.
"Potensi pembangunan bendungan di Sulsel sangat besar. Karalloe dan Pamukkulu saya kira kalau selesai, Kabupaten Jeneponto dan Takalar akan unggul dengan cepat, lahannya luas tetapi persoalannya air," sebut Nurdin Abdullah.
Sehingga Ia berharap bisa selesai tepat waktu dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat.
Demikian juga dengan Bendungan Sungai Rongkonh yang memiliki sumber air yang besar di Luwu Utara dan bendungan lainnya.
Nurdin menyampaikan soal koordinasi berjalan dengan baik untuk pembangunan, atau jika ada masalah timbul.
"Di Sulsel kompak, selalu berkoordinasi jika ada masalah. Sekarang kalau ada masalah semua ribut semua untuk bergerak untuk menyelesaikan masalah," ujarnya
Sedangkan masalah yang dihadapi ke depan. Adalah alih fungsi lahan dan erosi. Ia menegaskan berkoordinasi dengan pihak Polda Sulsel dan Kejati Sulsel jika ada yang melanggar untuk ditindak tegas.
Nurdin juga menyampaikan terima kasih kepada Jokowi melalui Menteri PUPR dengan mengantisipasi kelangkaan air untuk sektor pertanian di Sulsel dengan melakukan pembangunan bendungan.
Ia juga memaparkan bahwa di Sulsel pertanian non waduk jumlahnya masih sangat tinggi. Dengan waduk itu masih 11 persen.
"Semoga setelah jadi dan makin semakin baik. Dan Sulsel siap menjadi penyangga Ibu Kota baru yang ada di Kalimantan Timur," pungkasnya.
Sedangkan dalam sambutan Dirjen Sumber Daya Air (SDA)/Ketum KNI-BB, Hari Suprayogi menyebutkan, dari 65 bendungan, progresnya, 15 bendungan telah selesai.
Tantangan dalam penyelesaian dan pelaksanaannya, mulai dari pelelangan hingga penyelesaian hingga selesai.
"Banyak masalah yang timbul, masalah tersebut tidak hanya persoalan teknis tapi persoalan non teknis," pungkasnya.