RAKYATKU.COM, MAKASSAR -- H Sadin Dg Rahman berdiri gelisah. Dia melirik jam tangannya. Sudah pukul 21.30 Wita, Jumat malam, 27 September 2019. Sesekali, dia membuka tirai gedung Lestari 45, Jl Urip Sumohardjo. Dia melihat bunga-bunga api di luar. Juga dentuman dari batu dan tembakan gas air mata.
Dia lalu melirik ke arah putrinya, Salma yang bersanding dengan pria pilihannya, Sapar. Tampak wajah-wajah cemas dari putri dan menantunya itu.
Sudah dua jam setengah pesta berlangsung. Setengah jam lagi berakhir. Dari 600 undangan yang disebar, baru sekitar 50-an yang datang.
Jangankan tamu. Besannya yang juga orang tua Sapar, belum juga tiba. "Katanya terjebak macet akibat aksi demonstrasi," ungkapnya.
Beberapa tamu, juga terlihat mengintip dari balik tirai. Suasana di luar sudah seperti jalur gaza.
"Tamu tidak bisa masuk karena demo," ujar H Sadin.
Menurutnya, kerugian akibat aksi demonstrasi itu, mencapai Rp30 juta.
Bentrokan tersebut diawali aksi unjuk rasa oleh mahasiswa yang menolak Revisi Undang-undang KPK dan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP). Para pendemo juga menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan.