RAKYATKU.COM - Sebagian dari kita berpikir bahwa penyakit jantung dan kolesterol merupakan penyakit modern.
Tapi ternyata tidak. Penelitian terbaru menemukan bahwa masalah ini telah dialami oleh manusia beratus-ratus tahun lalu.
Dalam penelitiannya, para peneliti dari University of Texas melakukan pemindaian pada mumi.
Rupanya, mereka menemukan tanda-tanda arteri yang tersumbat dengan kolesterol, sama seperti yang terlihat pada manusia saat ini.
"Saya ingin melihat apakah penyakit jantung adalah masalah modern," kata Dr Mohamad Madjid, yang mengajar kedokteran kardiovaskular di UTHealth.
Daripada meninjau data yang dikumpulkan pada orang bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun yang lalu, Dr Madjid ingin melihat berabad-abad lebih jauh.
Jadi, dia dan timnya menggunakan jenis teknologi pencitraan baru, yang disebut near-infrared spectroscopy. Cara ini dapat mengungkapkan kolesterol pada lima mumi yang diawetkan antara 2000 SM hingga 1000 Masehi.
Empat dari lima mumi memiliki kesamaan geografi, yaitu berasal dari Amerika Selatan. Sedangkan yang kelima berasal dari Timur Tengah.
Yang termuda dari mumi itu adalah berusia 18 tahun ketika meninggal, sedangkan yang tertua kemungkinan meninggal antara usia 55-60 tahun.
Bahkan, mereka yang meninggal relatif muda menunjukkan tanda-tanda aterosklerosis, suatu bentuk penumpukan plak di arteri yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Saat kolesterol menumpuk di dalam plak-plak ini di pembuluh darah, mereka akan menghambat aliran darah dan oksigen ke bagian-bagian tubuh.
Karenanya, jantung harus bekerja lebih keras untuk mendorong darah melalui jalan sempit ini. Dan, tekanan serta kekurangan oksigen dapat menyebabkan serangan jantung.
Jadi peneliti menyimpulkan bahwa kehadiran kolesterol di arteri mumi menunjukkan bahwa penyakit jantung kemungkinan telah menjadi kesengsaraan umum bagi manusia di masa lalu.
Namun, Dr Madjid mencurigai pemicu berbeda athersclerosis pada mumi, dengan perkembangan penyakit jantung pada kita saat ini.
Karena zaman dulu belum ada junk food, Dr Madjid mencurigai penyebabnya adalah gen dan infeksi yang agak sulit diobati, yang mendorong penumpukan kolesterol di arteri mumi.
Temuan ini, yang diterbitkan dalam American Heart Journal.