RAKYATKU.COM, DUBAI - Setiap pelancong perlu bahwa dirawat di rumah sakit di luar negeri akan sangat mahal, terutama jika mereka tidak menggunakan asuransi.
Pengalaman ini telah dirasakan oleh pasangan Inggris yang melahirkan prematur di Dubai.
Sekarang, mereka sedang berjuang untuk mendapatkan bayi mereka, karena si kecil ditahan oleh dokter sampai mereka membayar biaya yang tidak sedikit.
Pada bulan Juli, Syeda yang berusia 23 tahun melahirkan 23 minggu lebih awal di Rumah Sakit Kerajaan NMC.
Dokter mengatakan kepada Syeda bahwa cairan ketubannya sangat rendah dan detak jantung janinnya sangat tinggi.
Dia dan pasangannya diberitahu bahwa jika dia tidak melakukan operasi caesar darurat segera, bayinya bisa mati.
Akhirnya mereka setuju, dan bayinya yang diberi nama Amal Saleem, lahir dengan berat kurang dari satu pon (400 gram).
"Rumah sakit mengatakan jika kami tidak membayar tagihan yang belum dibayar, yang saat ini £100.000 (Rp1,7 miliar), kami tidak akan bisa mendapatkan Amal kembali," kata ayah Amal, Azhar kepada The Sun.
"Saya telah memberi tahu rumah sakit bahwa saya hanya dapat membayar cicilan. Saya lulusan baru-baru ini, saya tidak mendapatkan banyak uang dan menawarkan pembayaran berdasarkan yang saya mampu, mereka tolak," tambahanya.
Dan yang lebih mereka khawatirkan adalah, semakin lama bayi mereka ditahan maka biaya perawatannya akan semakin membengkak.
Mereka khawatir bahwa pada saat Amal siap untuk meninggalkan rumah sakit, tagihan medis bisa naik menjadi £ 200.000.
Saat ini, keluarga kecil ini telah tinggal terpisah. Syeda masih tinggal di Dubai karena ada masalah dengan proses visa, sementara Azhar, yang berkebangsaan Inggris, berada di Birmingham.
"Suamiku, yang bekerja di Inggris, sangat menderita karena hal ini dan tidak bisa bersamaku karena kami memerlukan enam slip gaji untuk dapat mengajukan permohonan visa lagi," kata Syeda.
Dalam upaya untuk mendapatkan uang, Azhar dan Syeda telah membuat halaman Go Fund Me, yang sejauh ini telah mengumpulkan hampir £15.000.