Rabu, 25 September 2019 15:11
Kondisi rumah Jamaluddin Daeng Pole.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sebuah bangunan di Desa Maradekaya, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sudah tak layak huni. Namun Jamaluddin Daeng Pole masih menyebutnya rumah.

 

Rumah itu beralaskan tanah, berdinding karung dan kain-kain lusuh. Juga spanduk bekas. Sebagian dari seng.

Meski sudah bekerja setiap hari, namun Jamaluddin tak juga bisa mampu merenovasi rumahnya sejak 20 tahun lalu.

Bahkan, selama 20 tahun, ayah satu anak ini bersama istrinya, hidup tanpa listrik, berdindingkan karung, terpal, anyaman bambu lapuk, dan beralaskan tanah.

 

Belum lagi, setiap musim hujan tiba, Jamaluddin harus menyediakan baskom, agar air hujan yang masuk lewat sela-sela seng bocor tak membanjiri setiap ruangan di rumahnya.

Namun, apabila hujan tak kunjung berhenti, tak jarang air hujan merendam rumah. Pasalnya, rumah ini berada di daerah dataran yang rendah.

Jamaluddin tidak mampu merenovasi rumahnya, karena kesehariannya sebagai buruh tanam dan berpenghasilan tak menentu.

Hanya sesekali ada yang membutuhkan tenaganya, upah yang diterima selalu ludes digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Tak ada yang tersisa, bahkan kadang sering kurang. Pun hanya untuk memenuhi kebutuhan dapur agar bisa sekadar mengepul. Sebagai buruh tani, tentu hanya bisa mendapatkan penghasilan jika musim tanam tiba. Dari upah yang dihasilkan, mereka hanya bisa memenuhi kebutuhan makan dan minum. 

Sementara untuk renovasi rumah, sangat jauh dari harapan dan kenyataan.

Melihat kondisi rumah Jamal, banyak pihak yang prihatin. Hingga akhirnya tim Rumah Zakat Sulsel, berinisiatif untuk menggalang donasi membantu merenovasi rumah Jamal sekeluarga.

Rumah Zakat berharap, banyak masyarakat yang memberikan donasinya, agar rumah Jamaluddin cepat direnovasi. 

TAG

BERITA TERKAIT