RAKYATKU.COM - Pedang Ryuseito, salah satu bilah pedang paling indah di Jepang sedang dipajang di pameran. Satu hal yang menarik dari pedang ini adalah, itu ditempa dari meteorit.
Sekitar 130 tahun yang lalu, seorang petani di tempat yang sekarang bernama Prefektur Toyama, menemukan batu yang tidak biasa ketika sedang menggali kentang.
Tapi, para penilai dari Osaka tidak tahu apa itu. Jadi sang penemu menggunakan batu itu sebagai tsukemono ishi, atau tempat pengawetan sayuran.
Namun, mineral misterius ini ditakdirkan untuk hal-hal yang lebih besar. Pada tahun 1895, ahli geologi dari Kementerian Pertanian dan Perdagangan Jepang menetapkan bahwa batu itu adalah meteorit, yang mereka sebut sebagai Meteorit Shirahagi (Birch Meteorite).
Itu kemudian dibeli oleh seorang samurai bernama Enomoto Takeaki dan menggunakannya untuk membuat beberapa pedang.
Enomoto menugaskan pembuat pedang membuat lima bilah dari meteroit itu, dua pedang panjang atau Katana dan tiga tanto atau pedang pendek.
Secara kolektif lima bilah itu dikenal sebagai Ryuseito yang secara harfiah diartikan sebagai pedang komet.
Salah satu Katana telah diserahkan oleh Enomoto kepada Kaisar Taisho. Katana kedua sekarang dimiliki oleh Tokyo University of Agriculture.
Adapun tiga tanto, yang satu adalah milik Kuil Ryugu di Otaru, di pulau Hokkaido. Yang satu tidak diketahui keberadaannya, dan satu lagi dipamerkan di Museum Sains Toyama.
Menurut Sora News, tanto itu tidak dipajang secara permanen, tetapi pengunjung dapat melihat-lihat pedang itu hingga 14 Oktober.
Kurator astronomi museum mengatakan bahwa Tanto yang dipamerkan itu sangat istimewa karena berbagai alasan.
Yang paling penting, besi meteorit memiliki kandungan nikel sekitar 10 persen, yang lebih tinggi dari besi terestrial, dan juga lebih sedikit karbo
. Itu membuatnya agak sulit untuk dikerjakan, karena kandungan karbon yang lebih rendah membuat logam ini relatif tahan terhadap pengerasan selama pendinginan.
Karena itu, ryuseito tidak dibuat dari besi meteorit saja, tetapi merupakan paduan 70 persen besi meteorit dan 30 persen tamahagane, logam yang digunakan untuk katana biasa.