RAKYATKU.COM - Sebuah video simulasi mengungkapkan kekacauan mengerikan yang akan terjadi jika pecah perang antara AS dan Rusia.
Video itu menunjukkan bagaimana bom atom akan menghujani Bumi selama konflik, menewaskan sekitar 34 juta orang dalam waktu kurang dari lima jam.
Sebanyak 60 juta orang akan terluka oleh ledakan itu. Dan, jumlah kematian kemudian akan meroket karena dampak nuklir dan efek jangka panjang lainnya.
Video simulasi ini dibuat oleh pakar di Universitas Princeton di New Jersey.
"Proyek ini dimotivasi oleh kebutuhan untuk menyoroti konsekuensi bencana dari rencana perang nuklir AS dan Rusia saat ini," demikian kata Universitas Princeton dalam sebuah postingan blog.
"Risiko perang nuklir telah meningkat secara dramatis dalam dua tahun terakhir karena Amerika Serikat dan Rusia telah meninggalkan perjanjian pengendalian senjata nuklir yang sudah lama ada."
Plan A
Simulasi itu berdurasi empat menit dan berjudul "Plan A." Itu menggambarkan bagaimana konflik antara Amerika Serikat dan Rusia dapat meningkat, dari perang konvensional menjadi konflik nuklir habis-habisan.
Ini didasarkan pada penilaian independen terhadap jumlah pasukan AS dan Rusia saat ini, target senjata nuklir, dan perkiraan kematian.
Dari simulasi, perang dimulai ketika Rusia meluncurkan tembakan peringatan nuklir dari pangkalan dekat kota Kaliningrad.
Pertempuran dengan cepat meningkat menjadi perang nuklir taktis di Eropa, di mana Rusia dan pasukan NATO bertukar 480 hulu ledak melalui pesawat.
Karena Eropa dihancurkan, NATO menembakkan 600 hulu ledak dari daratan dan pangkalan kapal selam AS yang ditujukan untuk pasukan nuklir Rusia.
Rusia membalas dengan meluncurkan rudal dari silo dan kapal selam. Pertukaran ini menyebabkan 3,4 juta korban dalam 45 menit berikutnya.
Selanjutnya, Rusia dan NATO masing-masing melenyapkan 30 kota terpadat satu sama lain menggunakan lima hingga sepuluh hulu ledak di setiap kota.
Ini menyebabkan lebih dari 85,3 juta korban dalam 45 menit berikutnya.
Secara keseluruhan simulasi itu menghitung sekitar 91,5 juta korban di seluruh konflik. Itu termasuk 31,4 juta kematian dan 57,4 juta cedera.