Rabu, 18 September 2019 11:20
Stephanie Westby
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, WAHINGTON - Minggu malam, 15 September 2019. Di sebuah rumah di Camas, Washington, Amerika Serikat, Stephanie Westby (47), mendapat pukulan bertubi-tubi dari suaminya, Joseph Westby (51).

 

Di samping mereka, dua anaknya berdiri dengan wajah cemas. Menahan perih pukulan suami, Stephanie berbalik kepada kedua anaknya.

"Cepat kalian pergi dari sini!" perintahnya. Kedua anaknya pun keluar dari rumah.

Namun, baru beberapa langkah di luar rumah, terdengar suara tembakan. Kedua anak itu kembali masuk ke dalam rumah. Mereka menjumpai ibunya terduduk. Tangan kirinya meremas rambut pirangnya. Badannya bersandar di tembok rumah. Tangan kanannya memegang pistol.

 

Di depannya, tubuh sang ayah, Joseph, tertelungkup bersimbah darah.

Stephanie lalu menelepon 911. "Suami saya dan saya baru saja bertengkar. Saya pikir dia akan membunuh saya dan saya menembaknya, " ujar Stephanie ke penerima telepon.

Polisi menemukan Joseph meninggal di dalam rumah ketika mereka tiba.

Mereka kemudian menginterogasi dua anak remaja pasangan itu. Keduanya  memberi tahu polisi, bahwa kedua orang tua mereka mengalami masalah perkawinan sejak Mei.

Kedua remaja itu mengatakan, tidak ada sejarah kekerasan di antara orang tua mereka.

Stephanie tidak setuju untuk direkam dalam wawancara polisi, sampai dia memiliki pengacara yang hadir, menurut dokumen pengadilan.

Westby menghadapi pengadilan untuk pertama kalinya pada hari Selasa, di mana pengacaranya berpendapat bahwa dia takut nyawanya terancam ketika dia memutuskan menembak mati suaminya.

Pengacaranya mendorong agar tuduhan pembunuhan dibatalkan, karena argumen pembelaan diri.

"Ketika dia menelepon 911, dia melaporkan bahwa dia mengancam akan membunuhnya dan menyerangnya, jadi dia bertindak membela diri," kata pengacaranya, Steve Thayer kepada hakim.

Stephanie akan mengajukan pembelaan tidak bersalah atas tuduhan pembunuhan, menurut pengacaranya.

Jaminannya ditetapkan USD500.000.

Dia juga tidak diizinkan memiliki akses ke senjata.

Stephanie dijadwalkan akan menghadapi pengadilan lagi pada 27 September mendatang.

TAG

BERITA TERKAIT