Senin, 16 September 2019 18:35
Sisa-sisa bentrokan di depan kantor Gubernur Sulsel.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Senin, 16 September 2019. Awalnya, aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa Makassar di depan kantor Gubernur Sulsel, berlangsung damai. Satu persatu orasi menuntut pemerintah provinsi (Pemprov) Sulsel, menyampaikan kepada pemerintah pusat, untuk tidak menaikkan iuran BPJS atau membubarkan sekalian.

 

Mahasiswa pun membakar ban di depan pagar kantor Gubernur Sulsel sambil orasi. Pintu pagar tetap ditutup untuk menghalau mahasiswa masuk. Di dalam halaman kantor Gubernur sejumlah Satpol PP bersiap.

Korlap aksi, Cikang mengatakan, ketika mereka orasi, tiba-tiba ada lemparan dari dalam kantor Gubernur Sulsel. Namun, ia tidak mengetahui persis siapa pelaku yang melempar tersebut.

"Tiba-tiba ada yang melempar dari dalam Gubernur, dan melukai dua orang teman kami, kemudian kami melakukan perlawanan kembali," ungkap Cikang.

 

Bontrokan pun tak terhindarkan setelah terjadi lemparan dari dalam kantor Gubernur. Aparat kepolisian pun ikut membantu Satpol PP, sehingga mahasiswa terpaksa dibubarkan dengan gas air mata dan dipukul mundur ke Jalan Racing.

Sementara itu, terkait pihak yang melakukan provokasi terhadap mahasiswa, Cikang menegaskan, ia memiliki bukti yang kuat. "Kami punya bukti, ASN dan Satpol PP melakukan provokasi,"  tegasnya.

Sementara itu Kabag Ops Polrestabes Makassar AKBP Anwar Danu mengatakan, awalnya aksi unjuk rasa berjalan lancar baik dari pihak mahasiswa maupun dari pihak Gubernur Sulsel.

"Kami tidak tahu persis sehingga tidak menutup kemungkinan ada yang sengaja memancing. Mahasiswa terpancing sehingga terjadilah bentrokan," paparnya.

Adapun tuntutan yang dibawa oleh mahasiswa yaitu menolak kenaikan BPJS 100 persen. Massa juga meminta Pemerintah Provinsi Sulsel untuk mendukung aksi mahasiswa dengan menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan. Menurut mereka, BPJS Kesehatan tak membawa dampak signifikan bagi golongan bawah. 

TAG

BERITA TERKAIT