RAKYATKU.COM, TEHERAN - Seorang wanita di Iran dikabarkan meninggal setelah membakar dirinya sendiri, karena takut akan dipenjara.
Sahar Khodayari membakar dirinya di luar pengadilan di Teheran minggu lalu. Akibatnya, dia menderita luka bakar 90 persen. Dia dilarikan ke rumah sakit tetapi meninggal pada hari Senin.
Menurut laporan, wanita berusia 30 tahun itu ditangkap awal tahun lalu ketika dia mencoba memasuki stadion dengan berpakaian sebagai seorang pria. Dia melakukannya karena ingin menonton tim favoritnya, Esteghlal FC bertanding.
Dia menghadapi tuduhan menyinggung "kesucian publik dan menghina petugas penegak hukum".
Namun pada saat penangkapannya, dia tidak dijatuhi hukuman karena tidak ada persidangan dan hakim sedang cuti.
Dia kabarnya membakar dirinya setelah mendengar seseorang mengatakan bahwa dia akan dihukum penjara selama enam bulan.
Wakil Presiden untuk Urusan Wanita dan Keluarga Iran, Masoumeh Ebtekar telah meminta pengadilan untuk memeriksa kasus tersebut.
Iran telah melarang wanita menonton sepak bola di stadion sejak 1981, karena ulama di negara itu berpendapat bahwa mereka harus dilindungi dari atmosfer maskulin dan pandangan pria.
Kematian wanita berusia 30 tahun itu telah memicu kemarahan online, di mana banyak menggunakan media sosial meminta badan sepak bola dunia, FIFA untuk melarang Iran dari kompetisi.
Legenda sepak bola Iran, Ali Karimi telah mendesak 4,5 juta pengikutnya di Instagram untuk memboikot stadion.
Sementara itu, FIFA mengatakan sangat menyayangkan apa yang telah terjadi.
"FIFA ... menegaskan kembali seruan kami pada pemerintah Iran untuk memastikan kebebasan dan keamanan setiap wanita yang terlibat dalam perjuangan sah ini untuk mengakhiri larangan stadion," tambahnya dalam sebuah pernyataan.
Amnesty International menyebut kematiannya "mengejutkan" dan mengeluarkan panggilan serupa dari London.
"Khodayari masih akan hidup jika bukan karena larangan kejam ini," kata Philip Luther dari Amnesti.
"Kematiannya tidak boleh sia-sia. Itu harus memacu perubahan di Iran jika tragedi lebih lanjut harus dihindari di masa depan."
Esteghlal juga telah menyatakan kesedihan atas kematian penggemarnya.
"Kematian tragis anak kita yang tercinta, Sahar Khodayari, telah menyebabkan banyak kesedihan dan penyesalan bagi Esteghlal FC," kata klub itu.
"Kami memberikan belasungkawa kepada Anda dan kerabat Anda, memohon belas kasihan dan pengampunan dari Tuhan serta kesabaran dan kesehatan bagi keluarga Anda dan semua penggemar sepak bola."
Situs berita pengadilan mengatakan bahwa tubuh Khodayari telah diserahkan kepada keluarganya, yang tinggal di Qom, selatan Teheran.