Kamis, 12 September 2019 00:30
ILUSTRASI
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Bagi pria, ereksi menjadi salah satu napas kehidupan. Salah satu musuh utamanya adalah diabetes.

 

Sebelum terkena penyakit ini, sebaiknya setiap pria memperhatikan asupan makanan dan olahraga.

Sebab, bila penyakit ini sudah ada dalam tubuh, konsekuensinya berat. Khususnya bagi yang sudah menikah.

Penyakit diabetes atau kadar gula darah tinggi sering disebut sebagai "ibunya penyakit" karena banyaknya komplikasi yang bisa terjadi. 

 

Pada pria, salah satu yang menjadi momok adalah disfungsi ereksi (DE) alias impotensi.

Diperkirakan 35 persen sampai 75 persen pria penderita diabetes akan mengalami disfungsi ereksi dalam berbagai tingkat keparahan. 

Dibandingkan dengan pria yang tidak menderita diabetes, penderita diabetes berisiko mengalami impotensi 10-15 tahun lebih awal. 

Seiring bertambahnya usia, pasien diabetes yang mengalami kesulitan ereksi adalah hal yang umum. 

Penyebab impotensi pada penderita diabetes adalah Sesuatu yang kompleks dan melibatkan kerusakan pada saraf, pembuluh darah, dan fungsi otot. 

Seperti diketahui, agar penis bisa ereksi pria membutuhkan pembuluh darah yang sehat, saraf, hormon laki-laki, dan rangsangan seksual. 

Diabetes dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol ereksi. 

Walau begitu, bila masih memiliki kadar hormon laki-laki yang cukup dan adanya dorongan untuk berhubungan seks, seorang pria masih bisa mencapai ereksi yang cukup keras. 

Obat-obatan untuk Impotensi

[NEXT]

Obat-obatan untuk Impotensi

Pria penderita diabetes yang kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksinya bisa mengonsumsi obat-obatan oral seperti sildenafil (Viagra atau Revatio), tadalafil (Acirca, Cialis), atau pun verdenafil (Levitra, Staxyn). 

Namun harus diketahui, karena penderita diabetes juga cenderung punya masalah dengan jantungnya, obat-obatan disfungsi ereksi tersebut tidak dianjurkan karena bisa berinteraksi dengan obat-obatan jantung. 

Untuk memastikannya, konsultasikan dengan dokter. 

Terapi lain yang bisa dipertimbangkan adalah terapi injeksi intracavernous, alat vakum ereksi, dan sebagainya. 

Menentukan terapi pengobatan impotensi yang terbaik tergantung pada faktor-faktor lain, termasuk status kesehatan pria dan kemampuannya untuk menoleransi pengobatan.

TAG

BERITA TERKAIT