Selasa, 10 September 2019 18:39
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Tokyo Electric Power harus membuang air radioaktif dari PLTN Fukushima langsung ke Samudra Pasifik. Hal tersebut disampaikan menteri lingkungan hidup Jepang.

 

Setelah pabrik itu lumpuh akibat gempa bumi dan tsunami pada tahun 2011, Tokyo Electric atau Tepco telah mengumpulkan air yang telah terkontaminasi bahan radioaktif sebanyak 1 juta ton di dalam tangki.

Sementara, sarana itu akan penuh pada tahun 2022.

"Satu-satunya pilihan adalah mengalirkannya ke laut dan mencairkannya," kata Yoshiaki Harada, dikutip dari Asia One, Selasa (10/9/2019).

 

"Seluruh pemerintah akan membahas ini, tetapi saya ingin menawarkan pendapat sederhana saya." 

Keputusan akhir pemerintah tentang pembuangan air kotor menunggu laporan dari panel ahli.

Harada tidak mengatakan berapa banyak air yang perlu dimasukkan ke laut. Pejabat Tepco tidak segera tersedia untuk memberikan komentar.

Setiap lampu hijau untuk membuang limbah ke laut, bagaimanapun, bisa membuat marah tetangga seperti Korea Selatan, yang memanggil pejabat senior kedutaan Jepang bulan lalu untuk menjelaskan bagaimana negara itu akan berurusan dengan air Fukushima.

Hubungan antara negara-negara Asia Timur sudah surut setelah perselisihan kompensasi atas warga Korea yang dipaksa bekerja di pabrik-pabrik Jepang dalam Perang Dunia Kedua.

Pembangkit nuklir pantai umumnya membuang ke air lautan yang mengandung tritium, isotop hidrogen yang sulit untuk dipisahkan dan dianggap relatif tidak berbahaya.

Tepco, yang juga menghadapi tentangan dari nelayan setempat, mengakui tahun lalu bahwa air di bak-baknya masih mengandung kontaminan di samping tritium.
 

TAG

BERITA TERKAIT