RAKYATKU.COM, JAKARTA - Sebuah fakta baru terungkap, saat rekonstruksi pembunuhan Pupung Sadili (54) dan Dana (23) digelar di Lebak Bulus, Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono mengungkapkan fakta baru tersebut.
Pada Jumat malam, 23 Agustus 2019. Sekitar pukul 20.30 WIB. Aulia Kesuma (35) memberikan jus tomat yang sudah dicampur obat tidur Vandres kepada suaminya, Pupung Sadili.
"Nih pa, jus tomatnya," ujar Aulia menyodorkan jus tomat.
Dia lalu mengambil jus tomat lainnya. Tentu saja tidak ada campurannya. Itu dibuat agar Pupung tak curiga.
"Kok pahit ma?" tanya Pupung.
"Iya, kan ada campuran sayurnya," jawab Aulia.
Pupung pun melahap habis jus tomat tersebut.
Usai meminum jus tomat, Aulia lalu mengajak Pupung melakukan hubungan suami istri. Tujuan Aulia, mempercepat obat tidur bekerja.
Usai melakukan hubungan suami istri, Pupung Sadili yang merupakan pendekar silat, melakukan yoga, sebagaimana kebiasaannya sebelum tidur.
Hingga kemudian Pupung tertidur di lantai.
Melihat suaminya tertidur, Aulia lalu memanggil dua eksekutor, Kusmanto Agus, dan Sahid.
Kusmawanto Agus memegang kaki, sementara Sahid memegang perut korban. Aulia lah yang membakar dengan handuk yang sudah dicampur alkohol.
Saat itu, rupanya Pupung sempat melakukan perlawanan hingga melukai istrinya, Aulia.
"Korban saudara ECP (Edi Chandra Purnama, nama lengkap Pupung) sempat memberontak dan mencakar lengan sebelah kanan, ditarik kakinya ke arah ketiak, sehingga korban diduga meninggal di kamar," ungkap Kombes Argo.
Sepeninggal Pupung, Aulia menyuruh para pembunuh bayarannya kembali bersembunyi. Kali ini, targetnya adalah Dana, putra Pupung.
Saat Dana pulang, dia membuka kulkas. Dia sempat meminum jus tomat yang dicampur obat tidur, namun tidak sampai habis. Kemudian, Dana menuju kamarnya yang berada di lantai 2 rumah. Pada saat itu Kelvin, keponakan Aulia, menyusul ke kamar Dana dan mengajaknya menenggak miras yang sudah dicampur obat tidur.
Pada pukul 04.30 WIB, Sabtu, 24 Agustus 2019, Dana mabuk dan tertidur. Dia sudah tidak berdaya. Kelvin lalu memberikan kode kepada Kusmawanto Agus dan Sahid untuk naik ke kamar Dana.
Menggunakan kain kuning yang dilumuri alkohol, Kelvin membekap mulut korban. Dana sempat berontak, namun akhirnya meninggal kehabisan napas.
Mayat keduanya sempat hendak dibakar di rumah. Namun api berhasil dipadamkan warga. Akhirnya jasad keduanya dimasukkan ke dalam mobil dan dibawa ke daerah Cidahu, Sukabumi oleh Aulia dan Kelvin. Di sana, di pinggir jurang, mobil tersebut dibakar setelah disiram bensin.
Rencananya mobil akan didorong masuk jurang. Namun, saat membakar mobil, tangan Kelvin ikut terbakar. Dia kemudian tak jadi mendorong mobil ke juran, dan dilarikan ke rumah sakit.