Senin, 09 September 2019 12:30
foto: VoA (ilustrasi)
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Sejumlah negara penghasil minyak utama di dunia akan mempertimbangkan pemangkasan produksi lagi dalam pertemuan pekan ini. Pemotongan produksi ini diambil sebagai langkah menaikkan harga minyak.

 

Meski demikian, sejumlah analis tidak yakin langkah itu bisa menaikkan harga minyak mentah yang terganggu oleh perang dagang Amerika-China, dikutip dari VoA, Senin (9/9/2019).

Baik kelompok pengekspor minyak OPEC dan non-OPEC berupaya menghentikan kemerosotan harga minyak. Walaupun telah diadakan pengurangan produksi dan terhentinya pasokan minyak Iran dan Venezuela karena sanksi dari Amerika.

Kata para analis, OPEC dan komite pemantau tingkat menteri yang akan bersidang hari Kamis nanti di Abu Dhabi tidak punya banyak pilihan.

 

Menteri Energi Emirat Persatuan Arab Suheil al-Mazrouei mengatakan, OPEC akan melakukan apapun yang perlu untuk menstabilkan harga minyak. Tapi mengakui isu itu tidak sepenuhnya tergantung pada OPEC sendiri.

Mazrouei mengatakan, walaupun sidang hari Kamis itu akan mempertimbangkan pengurangan produksi lebih lanjut, itu bukan cara terbaik untuk menopang harga minyak yang terus turun.

“Saya tidak mengusulkan supaya kita langsung memangkas produksi tiap kali terjadi ketegangan perdagangan,” kata dia.

Para analis menilai pengurangan produksi bisa membantu mempertahankan harga minyak. Tapi itu juga berarti para produsen akan kehilangan pangsa pasar.

OPEC secara tradisional melakukan pengurangan produksi untuk menaikkan harga minyak, kata MR Raghu, kepala bagian riset Kuwait Financial Center. Katanya, ini mengakibatkan turunnya pangsa pasar Opec dari 35 persen tahun 2012, menjadi 30 persen pada bulan Juli tahun ini.

Faktor penting kemerosotan harga minyak itu dipicu oleh sengketa perdagangan antara Amerika dan China, yang telah menciptakan ketakutan akan resesi global yang pada gilirannya akan mengurangi permintaan akan minyak.

Kata pakar ekonomi Arab Saudi, Fadhil al-Bouenain, pasar minyak dunia sangat peka terhadap perang dagang Amerika dan China. (ii/jm)

TAG

BERITA TERKAIT