RAKYATKU.COM, KORUT - Wajah Kim Jong Un mengeras. Pemimpin Korea Utara itu memandang satu demi satu pejabatnya.
"Tidak becus! Lawan topan saja linglung," Kim menggebrak meja. Dia gemas, para pejabatnya dibuat tidak berdaya menghadapi Topan Lingling. Dua orang pejabat dipastikan tewas akibat badai di negara tetangga, Korea Selatan.
Penguasa lalim itu segera mengadakan pertemuan pencegahan bencana, di mana ia menggambarkan upaya-upaya pejabatnya tidak serius dan terkesan santai. Demikian dilansir kantor berita negara.
Kim menambahkan, keadaan berbahaya yang disebabkan oleh topan itu, akan segera terjadi. Tetapi banyak pihak yang berwenang tidak siap.
"Dia menyerukan militernya untuk mendorong upaya nasional, guna meminimalkan kerusakan akibat topan," tulis KCNA.
Badai telah menghasilkan kecepatan angin 133 km per jam, dan diperkirakan akan membuat pendaratan di Korea Utara dalam waktu dekat.
Angin topan telah menumbangkan pohon, menerbangkan pesawat dan meninggalkan lebih dari 57.000 rumah Korea Selatan tanpa listrik pada hari Sabtu, ketika sistem badai yang kuat menghantam Semenanjung Korea.
Seorang wanita berusia 75 tahun di pusat kota Boryeong terbunuh, setelah angin kencang dari Topan Lingling menghempaskannya dan menabraknya ke tembok yang berjarak 30 meter jauhnya. Seorang pria berusia 38 tahun tewas di barat kota Incheon setelah dihancurkan oleh tembok yang runtuh di tempat parkir rumah sakit.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan, setidaknya delapan orang dirawat karena cedera, termasuk pasangan lansia dari Boryeong yang terluka setelah perancah baja runtuh di rumah mereka.
Dampak paling parah dirasakan di pulau resor selatan Jeju dan di wilayah daratan selatan, kata Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan. Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengatakan tidak ada laporan terkini tentang cedera akibat topan.
Lalu lintas ke Bandara Internasional Incheon, salah satu pusat transportasi terbesar di Asia, terganggu oleh penutupan jembatan gateway-nya dan gangguan listrik di jaringan kereta komuter yang menghubungkan bandara dengan Seoul.
Petugas pemadam kebakaran di Incheon menanggapi sekitar 100 panggilan telepon yang melaporkan kerusakan terkait topan, termasuk dinding yang hancur, papan nama yang terlempar dan pohon tumbang.
Sepuluh mobil rusak di selatan kota Namwon ketika plat atap menghantam gedung apartemen dan menabrak tempat parkir. Peristiwa serupa di kota timur Wonju menyebabkan lima kendaraan hancur. Sebuah menara besar terlempar dari sebuah gereja di sebuah distrik komersial di Seoul.
Badai itu dapat menimbulkan kerusakan yang lebih serius ketika melewati daratan di Korea Utara, negara miskin yang selama beberapa dekade telah berjuang untuk menghadapi bencana alam.