Minggu, 08 September 2019 02:00
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Seorang wanita telah mengungkapkan bagaimana dia takut anak-anaknya akan menemukan gambar-gambar eksplisit tentang dirinya di Pornhub. Ketakutannya itu muncul setelah mantan pacarnya mengunggah video oral seksnya.

Ibu yang hanya mau dikenal sebagai Sophie takut anak-anaknya akan melihat film porno yang terkenal di Pornhub itu, dikutip dari Daily Star, Minggu (8/9/2019).

Sophie, yang sekarang sudah menikah, mengatakan kepada BBC di Victoria Derbyshire bahwa pengalaman traumatis itu membuatnya merasa kaget, malu, dan dilecehkan.

Sambil menahan air mata, dia berkata: "Saya benar-benar tidak berpikir saya akan mendapatkan gambar-gambar ini dari internet."

"Aku minta maaf kepada suamiku, dan aku minta maaf kepada anak-anakku bahwa ketika mereka bertambah dewasa, sayangnya, akan ada gambar ibu mereka di luar sana."

Pada bulan Mei 2018, Sophie menerima telepon dari saudara perempuannya yang memberitahukan bahwa videonya telah beredar luas.

"Yang paling mengerikan bagi saya adalah memberikan kesenangan oral kepada mantan pasangan saya dan sudah memiliki lebih dari 600.000 tayangan."

"Itu ada dalam 20 riwayat pencarian teratas di Pornhub, jadi itu ada di halaman depan."

Sophie mengungkapkan bahwa dia langsung berpikir: "'Apa yang akan saya lakukan?'"

Klip sempat ditarik dalam waktu seminggu setelah dia meminta kepada Pornhub.

Tetapi setelah seseorang membuat 100 klip video dari film tersebut, klip itu masih tayang pada Agustus tahun ini.

Pasangan itu - yang putus beberapa tahun yang lalu - telah membuat enam kaset seks bersama, tetapi Sophie tidak memberikan izin untuk menempatkannya di situs online.

Sophie memberi tahu polisi, tetapi sejauh ini tidak ada yang didakwa.

Para pegiat dan korban telah meminta Pornhub untuk menindak konten kebencian yang diunggah tanpa izin.

Dalam sebuah pernyataan, wakil presiden Pornhub Corey Price mengatakan: "Konten yang diunggah ke Pornhub yang secara langsung melanggar ketentuan layanan kami dihapus segera setelah kami disadarinya dan ini termasuk konten non-konsensual."

TAG

BERITA TERKAIT