Selasa, 03 September 2019 08:43
Ilustrasi
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, DISPUR - Sabtu, 31 Agustus 2019. Seorang dokter tewas dipukuli secara brutal oleh ratusan orang di Negara Bagian Assam, India. Penyebabnya, dia tak hadir di rumah sakit saat seorang pekerja perkebunan teh membutuhkan pertolongan medis. Nyawa pekerja itu tak tertolong membuat dokter jadi bulan-bulanan.

 

Akibatnya, Asosiasi Medis India di India yang beranggotakan sekitar tiga juta orang, menyuarakan pemogokan pada Selasa, 3 September 2019.

Dilansir dari RT, Senin (2/9/2019). Hari itu, Deven Dutta tak sempat ke rumah sakit yang berada di dalam areal perkebunan teh itu. Dokter berusia 72 tahun yang berpraktik di Assam itu tengah berhalangan hadir. 

Padahal hari itu, seorang pekerja wanita berusia 33 tahun di perkebunan teh itu, membutuhkan perawatan medis. Kondisinya kritis. 

 

Namun saat itu, di rumah sakit hanya ada seorang perawat. Dia memberikan kepada pasien itu cairan saline. Namun, itu tidak bisa menyelamatkan nyawa karyawan perkebunan teh yang sakit, dan dia meninggal beberapa saat kemudian.

Perawat itu menyalahkan, ketidakhadiran rekan dokternya menjadi penyebab wanita itu tak tertolong. Hal itu memicu aksi 250 orang rekan dan keluarga pasien wanita itu, untuk mendatangi Dokter Dutta.

Mereka dengan beringas memukuli pria tua itu, menguncinya di lemari di ruang rumah sakit, dan mencegahnya dari menerima bantuan medis yang sangat dia butuhkan. 

Polisi dipanggil ke tempat kejadian, dan masuk ke ruangan, menangkap 21 orang. Namun, dokter itu dalam kondisi yang sangat buruk pada saat itu, sehingga ia meninggal karena luka-lukanya beberapa jam kemudian.

Insiden itu menimbulkan kemarahan dari komunitas medis India. Forum Dokter Benggala Barat (WBDF) mengecam tindakan brutal itu sebagai "pembunuhan dengan kekerasan," menyesalkan bahwa insiden semacam itu telah menjadi "jalan hidup" bagi petugas medis di negara itu dan bahwa dokter "tidak dihargai lagi di India”.

TAG

BERITA TERKAIT