Rabu, 28 Agustus 2019 14:43
Elvira dan almarhum Dana (kiri). Mobil tempat jasad Dana dibakar (kanan).
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, JAKARTA - Pada malam sebelum pembantaian, Jumat, 23 Agustus 2019. Dana (23) sempat bersama pacarnya, Elvira. Sebelum kemudian berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.

 

Dana pulang ke rumahnya di Lebak Bulus, Jakarta. Malam itu, seperti biasanya Elvira menunggu video call dari Dana, seperti yang biasa mereka lakukan sebelum tidur. Sekadar mengucapkan selamat tidur. 

Namun, VC itu tak kunjung datang. Elvira pun berpikir, Dana ketiduran. Dia pun ikut tertidur. Sekitar pukul 02.00 WIB, sebuah pesan masuk ke WA-nya. Pengirimnya dari ponsel Dana.

"Saya lagi sama saudara," demikian bunyi tulisan itu.

 

Namun, Elvira sempat heran. Pasalnya, tulisan itu banyak typo atau salah ketiknya. Tidak biasanya Dana mengetik dengan banyak typo seperti itu.

Diduga, pesan itu dikirim Geovani Kelvin dari ponsel Dana. Malam itu, Kelvin kebagian tugas membuat Dana mabuk. Tugas itu dari ibu tiri Dana, Aulia Kesuma yang merupakan otak pembunuhan suaminya, Pupung Sadili dan Dana.

Setelah Dana mabuk, para pembunuh bayaran lalu membekap Dana hingga tewas.

Sementara itu, untuk menghabisi ayah Dana, Pupung Sadili (54), Aulia Kesuma menyewa pembunuh bayaran. Mereka memasukkan racun ke dalam minuman Pupung. Saat Dana dan Pupung tewas, keduanya dimasukkan ke dalam mobil pada Sabtu, 24 Agustus 2019 dini hari dan diantar ke SPBU.

Diduga saat itulah, Kelvin membalas pesan Elvira dari ponsel Dana.

Elvira baru sadar kehilangan Dana pada Minggu, 25 Agustus 2019, saat melihat berita mobil terbakar dengan dua jasad di dalamnya. Dia berharap itu adalah prank. 

Elvira bertemu dengan Dana di sebuah kafe, yang mana menjadi titik awal dirinya menyukai sosok Dana yang ia sebut bawel hingga keduanya mudah akrab.

TAG

BERITA TERKAIT