Jumat, 23 Agustus 2019 16:54
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Seorang pria di Cina tenggara telah ditangkap setelah dia berusaha memindai wajah pacarnya yang telah tewas menggunakan perangkat alat pemindah wajah untuk mengajukan pinjaman.

 

Petugas polisi di provinsi Fujian mengatakan, pria berusia 29 tahun bernama Zhang itu ditangkap ketika sedang mencoba membakar jenazah korbannya itu di sebuah pertanian terpencil, dikutip dari SCMP, Jumat (23/8/2019).

Tetapi mereka mendapat informasi dari sebuah perusahaan pinjaman online setelah perangkat lunaknya tidak dapat menemukan tanda-tanda pergerakan di mata korban.

Zhang diduga mencekik pacarnya dengan tali di Xiamen pada 11 April setelah mereka berdebat tentang uang dan dia mengancam akan meninggalkannya. Dia kemudian diduga melarikan diri dengan tubuh korbannya yang disembunyi di bagasi mobil sewaan.

 

Zhang juga dituduh berpura-pura menjadi korban yang tidak disebutkan namanya dan menghubungi majikannya melalui akun WeChat untuk meminta cuti.

Ketika ia tiba di kota kelahirannya Sanming pada hari berikutnya, polisi mengatakan ia mencoba mengajukan pinjaman menggunakan aplikasi bernama Money Station, yang menggunakan kecerdasan buatan untuk memverifikasi identitas pelamar dan meminta mereka mengedipkan mata untuk membantu prosesnya.

Tetapi teknologi pengenalan wajah tidak menemukan tanda-tanda gerakan mata.

Staf pemberi pinjaman menghubungi polisi setelah pemeriksaan manual menemukan memar di wajah wanita yang tidak disebutkan namanya dan tanda merah tebal di lehernya.

Perangkat lunak pengenal suaranya juga mendeteksi bahwa itu laki-laki, bukan perempuan, yang mengajukan pinjaman.

Zhang, yang penangkapan resminya disetujui oleh jaksa awal bulan ini, dituduh menggunakan telepon korban untuk mengambil 30.000 yuan (S $ 5.900) dari rekening banknya, dan berbohong kepada orangtuanya bahwa dia "akan pergi selama beberapa hari untuk bersantai ".

Meskipun tanggal persidangan belum diumumkan, rincian kasus ini telah mengejutkan banyak orang.

Beberapa pengguna media sosial Cina menyarankan bahwa plot itu akan terlalu mengerikan atau dibuat-buat untuk film horor dan yang lain menulis: "[Saya] tidak pernah berpikir proses pengenalan wajah dapat digunakan dengan cara ini."

TAG

BERITA TERKAIT