Jumat, 23 Agustus 2019 14:21
Editor : Andi Chaerul Fadli

RAKYATKU.COM - Maskapai penerbangan EasyJet melarang seorang pilotnya terbang setelah mengetahui adanya pesan bunuh diri yang ia kirim ke teman-temannya.

 

Para rekan pilot itu meneruskan pesan itu kepada para atasannya setelah sang pilot memberi tahu mereka; 'Aku bunuh diri', 'hidupku sh**' dan 'aku mungkin akan bunuh diri' dalam grup WhatsApp.

Keputusan untuk tak memberikan izin penerbangan itu dipengaruhi selebaran Germanwings Andreas Lubitz yang menabrakan pesawatnya pada 2015 saat menderita depresi, dikutip dari Mirror Online, Jumat (23/8/2019).

EasyJet rupanya memberi tahu karyawannya bahwa dia harus menyelesaikan berminggu-minggu tes kesehatan mental sebelum dia dapat kembali bekerja.

 

Seorang dalam maskapai mengatakan kepada The Sun bahwa mereka harus melarang pilot terbang setelah dia memperingatkan teman-temannya bahwa dia mungkin akan mengambil nyawanya sendiri.

"Kami mengambil peluang nol dengan pilot kami. Siapa pun yang berbagi pemikiran bunuh diri secara pribadi layak mendapat bantuan dan penilaian.

"Mengambil kata mereka untuk itu bahwa mereka baik-baik saja tidak cukup. Terlalu banyak yang dipertaruhkan.

"Memori tragedi Germanwings tetap dalam fokus yang tajam."

Dalam grup WhatsApp, pilot memberi tahu teman-teman: "Saya pikir saya akan bertemu orang-orang, berteman dengan rekan-rekan ... hidup saya tidak ada sejak saya dilahirkan."

Dia dilaporkan mengatakan kepada bos bahwa dia tidak bunuh diri.

Seorang juru bicara maskapai mengatakan kepada The Sun: "Keselamatan dan kesejahteraan penumpang dan awak kami adalah prioritas tertinggi maskapai."

Co-pilot Mr Lubitz, 27, menewaskan 144 penumpang dan enam anggota awak ketika ia sengaja menabrak pesawat Germanwings di Perancis pada Maret 2015.

Dia membuat buku harian yang merinci depresinya.

TAG

BERITA TERKAIT