Jumat, 23 Agustus 2019 11:29
Foto: Getty Images/Allison Joyce.
Editor : Nur Hidayat Said

RAKYATKU.COM - Upaya mengembalikan pegungsi Rohingya dari Bangladesh mengalami kegagalan. Tak satu pun dari mereka yang muncul, sekalipun pemerintah Bangladesh sudah menyediakan lima bus dan sepuluh truk untuk mengangkut mereka ke Myanmar.

 

Sebanyak 3.450 orang sudah diidentifikasi untuk dikembalikan ke Myanmar, dari total sekitar 740.000 yang mengungsi sejak 2017.

Namun, para pengungsi tidak berani kembali sampai ada jaminan keselamatan dan pemberian kewarganegaraan kepada mereka.

Ada ketakutan di kalangan pengungsi mereka akan dimasukkan ke dalam penampungan khusus seandainya mereka kembali ke Myanmar.

 

Sementara itu juru bicara PBB mengatakan setiap upaya repatriasi harus bersifat sukarela.

Pemerintah Bangladesh sudah menyediakan lima bus dan 10 truk yang akan berangkat dari Kota Teknaf, Bangladesh, tetapi tak ada satu pun pengungsi Bangladesh yang muncul.

"Kami sudah menunggu sejak jam 9 pagi," kata Khaled Hossain, petugas Bangladesh yang bertanggung jawab di Teknaf kepada kantor berita AFP. "Tapi tak ada yang muncul".

Saat ini diperkirakan ada sekitar 740.000 pengungsi Rohingya di Bangladesh yang lari akibat agresi yang dilakukan oleh militer Myanmar di Negara Bagian Rakhine pada 2017.

Mereka bergabung dengan lebih dari 200.000 orang Rohingya yang sudah ada di Bangladesh sebelumnya.

Beberapa pengungsi yang namanya ada di daftar tersebut menyatakan tak ingin kembali kecuali kalau ada jaminan terhadap keselamatan mereka dan pemberian kewarganegaraan.

Nur Islam, salah seorang dari mereka menyatakan kepada AFP, menyatakan "tidak aman untuk kembali ke Myanmar".

Pejabat PBB dan komisi pengungsi Bangladesh juga kini mewawancarai keluarga Rohingya di pengungsian menanyakan apakah mereka berminat kembali ke Myanmar.

"Kami telah mewawancara 295 keluarga. Tak ada dari mereka yang berminat untuk ikut repatriasi," kata Komisioner Pengungsi Bangladesh Mohammad Abul Kalam kepada wartawan.

Pemimpin Rohingya di pengungsian Jafar Alam mengatakan kepada AFP pengungsi dicekam ketakutan ketika rencana repatriasi ini diumumkan.

Mereka khawatir akan dimasukkan ke dalam kamp pengungsi dalam negeri di Myanmar seandainya mereka kembali.

TAG

BERITA TERKAIT