RAKYATKU.COM, TUAL - Sabtu, 17 Agustus 2019. Ponsel Rinto berdering. Pengelola KM Mina Sejati itu mendapat panggilan dari nomor tak dikenal.
"Halo...ini siapa?" tanya Rinto.
"Saya Along. Saya nakhoda KM Gemilang Samudra. Nakhoda Anda ada di sini. Kami selamatkan. Ada perkelahian di kapal bapak," ujar pria bernama Along.
Along lalu menceritakan tentang apa yang terjadi di KM Mina Sejati.
Kebetulan, KM Gemilang lewat di dekat KM Mina Sejati, ketika melihat ada sembilan orang melompat ke laut.
Along langsung memerintahkan ABK-nya untuk menyelamatkan mereka. Tujuh selamat. Sayang dua lainnya tewas tenggelam.
Salah satu yang selamat adalah Ko Awi, nakhoda KM Mina Sejati.
Ko Awi kemudian menceritakan apa yang terjadi di lambung kapal KM Mina Sejati pada Jumat, 16 Agustus 2019 malam.
Subuh itu, di posisi kapal sekitar 100 mil laut dari Kota Dobo, Maluku. Usai menangkap ikan dan cumi, seharusnya para ABK istirahat dan tidur. Namun, pada pukul 10.00 WIT, Ko Awi mendengar suara ribut di ruang ABK.
Dia kemudian melongok. Astaga...! Ko Awi kaget. Ada seorang ABK digorok lehernya oleh ABK lainnya.
Melihat itu, Ko Awi dan 8 ABK lainnya, lalu melarikan diri dengan melompat ke laut.
Dia belum tahu permasalahan apa yang terjadi di kalangan ABK-nya tersebut.
Disebutkan, pelaku adalah bapak, anak dan paman. Mereka adalah, Nurul (masinis), Ferri dan Qersim.
Rinto juga bingung dengan permasalahan di kalangan ABK kapal yang dikelolanya.
Rinto mengaku selama ini antara sesama ABK tidak ada masalah apa pun dan mereka biasa bercanda.