RAKYATKU.COM, SIDRAP - Banjir bandang melanda Desa Buntubuangin dan Desa Belawae, Kecamatan Pituriase, Kabupaten Sidrap, Senin dini hari (19/8/2019).
Akibatnya, ratusan rumah warga di utara timur laut Bumi Nene Mallomo itu terendam air dan sebanyak 497 jiwa penduduk yang bermukim di kawasan tersebut terdampak banjir.
"Banjir terjadi karena tingginya curah hujan yang turun belakangan ini. Kejadiannya sekira pukul 04.00 Wita saat warga masih terlelap tidur," ujar Kepala Desa Belawae, Muhammad Jihadi.
Parahnya lagi, air bah yang mengepung kawasan permukiman di dua desa terjauh di wilayah timur Sidrap tersebut disertai lumpur. "Begitu pula dengan dahan-dahan pohon yang hanyut masuk di rumah-rumah penduduk," paparnya.
Luapan air sungai yang ada di wilayah ini menambah debit air banjir menggenangi kawasan rumaj penduduk. "Bukan hanya itu, banjir ini juga memasuki gedung sekolah dan merusak sejumlah fasilitas umum lainnya," terangnya.
Sementara, tim reaksi cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidrap bersama personel TNI-Polri telah berada di lokasi banjir untuk membantu para korban sekaligus melakukan pendataan terkait kerugian materi akibat
bencana ini.
“Banjir bandang di wilayah itu juga pernah terjadi pada 2017 lalu dan merusak sejumlah rumah penduduk. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam musibah ini,” jelas Kepala BPBD Sidrap, Suara Barang, yang dihubungi Senin malam.
Dampak dari banjir di dua desa tersebut, selain menggenangi kawasan perumahan penduduk, juga merendam ratusan hektar tanaman padi milik petani setempat. "Selain itu, jembatan di Desa Bulete, Wajo yang merupakan penghubung Trans Sulawesi juga terancam rusak akibat banjir tersebut," lontar Siara Barang.
Banjir bandang ini juga mengakibatkan jaringan listrik PLN terputus dan sarana air bersih tidak berfungsi. "Tercatat ada enam rumah warga warga rusak parah," papar Siara Barang.
Berdasarkan pendataan TRC BPBP Sidrap, 100 unit rumah di Desa Belawae terendam banjir dengan ketianggian mencapai 1 meter. Sedangkan di Desa Buntubuangin sebanyak 5 unit rumah penduduk rusak parah diterjang banjir.
"Selain itu, sepanjang 15 kilometer ruas jalan desa rusak parah, satu unit jembatan juga mengalami kerusakan dan 10.000 pohon cengkeh produktif terbawa longsor," ungkap Siara Barang.