Senin, 19 Agustus 2019 04:00
Ilustrasi.
Editor : Ibnu Kasir Amahoru

RAKYATKU.COM - Memodifikasi mobil menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi sebagian pemilik kendaraan. Mereka kerap mengubah dan menambah aksesoris sesuai keinginan.

 

Tak heran, banyak di antara mereka rela merogoh kocek dalam demi memenuhi hasratnya memiliki mobil sesuai ekspektasi. 

Namun bagaimana bila mobil tersebut dijual, apakah untung atau harganya lebih tinggi dari mobil standar?

Head Inspector Carsome, Ferry Ferdiansyah mengatakan, salah satu indikator mobil bekas memiliki harga jual tinggi adalah orsinilitas. Di mana kondisi cat masih asli, mesin tak ada ubahan, fitur-fitur masih standar pabrikan dan semua berfungsi normal.

 

Namun, banyak di antara pemilik kendaraan yang suka memodifikasi kendaraan. Ada yang mengubah secara radikal, ada juga yang hanya menambah aksesori tanpa mengubah fitur-fitur lain.

"Dalam modifikasi yang perlu diperhatikan adalah, apakah ubahan merusak garansi? Apakah modifikasi membuat kenyamanan dan performa kendaraan berkurang? Jika berubah, sudah dipastikan harga akan jatuh," ujar Ferry dilansir iNews.id, Senin (19/8/2019).

Dia menjelaskan, melihat karakter konsumen mobil bekas di Indonesia, banyak di antara mereka yang tidak suka mobil bekas modifikasi. Ini karena modifikasi adalah selera individu, sehingga belum tentu sama dengan keinginan konsumen. Hanya beberapa wilayah yang karakter konsumennya suka mobil modifikasi.

"Memodifikasi kendaraan sana-sini tidak akan mengubah harga mobil bekas jadi lebih tinggi. Kalaupun ada, kenaikan tidak signifikan. Bila dibandingkan biaya modifikasi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan harga jual, hitungannya jadi rugi. Untuk itu, bila mobil tersebut akan djual kembali disarankan agar dalam kondisi orisinil," kata Ferry.

TAG

BERITA TERKAIT