Kamis, 08 Agustus 2019 04:00
Gambaran kondisi Kakbah pada era awal.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Masjidilharam di Mekah terus berubah dari waktu ke waktu. Perubahan terjadi seiring meningkatnya animo umat muslim untuk umrah dan berhaji.

 

Wajah Masjidilharam saat ini cukup menakjubkan. Dikelilingi hotel yang menjulang, masjid termegah di dunia ini juga kian memanjakan jemaah.

Bila Anda pernah menunaikan ibadah haji tahun 1980-an atau 1990-an, masih terbayang kondisi Masjidilharam saat itu. Jauh berbeda dengan penampilan sekarang. Dipastikan belum jalur tawaf bertingkat yang mengelilingi Kakbah yang dibangun tahun 2013.

Kakbah mulai dibangun Nabi Ibrahim dan Ismail pada 2.130 SM (sebelum Masehi). Sebuah Batu Hitam atau Hajar Aswad dipasang di sudut sebelah timur Ka'bah.

 

Renovasi pertama dilakukan pada tahun 638 M sewaktu khalifah Umar bin Khattab, dengan membeli rumah-rumah di sekeliling Kakbah dan diruntuhkan untuk tujuan perluasan, dan kemudian dilanjutkan lagi pada masa khalifah Usman bin Affan sekitar tahun 647 M.

Kemudian renovasi dilanjutkan di tahun 692 M. Sebelum renovasi, Masjidilharam hanyalah sebuah ruang terbuka dengan Kakbah di tengahnya. Renovasi besar pertama yang dilakukan pada Masjidilharam adalah pembangunan tembok-tembok di sekeliling Kakbah.

Selain itu, atap masjid yang sudah dibangun juga dihiasi dengan beragam dekorasi. Pada akhir abad ke-8, pilar masjid yang terbuat dari kayu, diganti dengan pilar marmer. Sayap-sayap bangunan masjid juga diperlebar dan ditambah dengan pembangunan sebuah menara masjid.

Seiring kian bertambahnya jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, pilar marmer dan tiga menara tambahan pun dibangun.

Tahun 1958, Sultan Selim II dari Kekaisaran Ottoman menugaskan arsitek Turki ternama, Mimar SInan untuk merenovasi Masjidil Haram. Sinan mengganti atap masjid yang rata dengan kubah, lengkap dengan hiasan kaligrafi di bagian dalamnya.

Sinan juga menambah empat pilar penyangga tambahan yang disebut-sebut sebagai rintisan dari bentuk arsitektur masjid-masjid modern.

Pada tahun 1621 dan 1629, banjir bandang melanda Mekah dan sekitarnya, mengakibakan kerusakan pada Masjidilharam dan Kakbah. Pada masa kekuasan Sultan Murad IV tahun 1629, Kakbah dibangun kembali dengan batu-batu dari Mekah, sedangkan Masjidilharam juga mengalami renovasi kembali.

Era kekuasaan Raja-raja Saudi

Renovasi besar pertama yang dilakukan di era Raja-raja Saudi berlangsung pada tahun 1955 hingga tahun 1973. Selain penambahan tiga menara, atap masjid pun diperbaiki, sementara lantai masjid diganti dengan marmer baru.

Pada renovasi ini, dua bukit kecil Shofa dan Marwah dibuat di dalam Masjidilharam. Dalam renovasi ini pula, seluruh fitur yang dibangun oleh arsitek kekaisaran Ottoman, termasuk empat pilar, dirobohkan.

Renovasi kedua dilakukan ketika Arab Saudi dipimpin Raja Fahd bin Abdulaziz Al Saud. Raja Fahd, pada tahun 1982 hingga 1988, membangun sebuah sayap bangunan baru dan area salat ruang terbuka di Masjidilharam.

Renovasi ketiga dilakukan pada tahun 1988 hingga 2005. Pada renovasi ini, dibangun beberapa menara tambahan, serta area salat di dalam dan sekitar masjid. Sebuah kediaman untuk raja juga dibangun berhadapan dengan masjid.

Selain itu, dibangun pula 18 gerbang tambahan, tiga kubah, serta 500 pilar marmer. Masjidilharam juga dilengkapi dengan pendingin udara, escalator dan sistem drainase.

Masa kekuasaan Raja Abdullah bin Abdulaziz

Pada 2007, Raja Abdullah semasa hidupnya memulai proyek raksasa untuk memperluas kapasitas masjid agar bisa menampung hingga dua juta jemaah. Proyek ini diprediksi akan rampung pada tahun 2020.

Ekspansi masjid dimulai pada bulan Agustus 2011. Area masjid yang semula seluas 356.000 m2 akan dikembangkan menjadi 400.000 m2. Sebuah gerbang yang diberi nama Gerbang Raja Abdullah dibangun bersama tambahan dua menara masjid.

Raja Salman bin Abdulaziz

Takhta Kerajaan Arab Saudi jatuh ke tangan Salman bin Abdulaziz, setelah Raja Abdullah wafat. Raja Salman, pada bulan Juli 2015 lalu, meluncurkan lima proyek ekspansi Masjidilharam agar bisa mengakomodasi lebih dari 1,6 juta jemaah haji.

Proyek ini mencakup pembangunan gedung, terowongan, gedung-gedung tempat tinggal bagi jamaah haji, serta sebuah jalan lingkar.

Seperti dilansir thenational.ae, mengutip Kantor Pers Saudi, perluasan bangunan mencakup 1,47 juta meter persegi dan pembangunan 78 gerbang baru.

Sebanyak enam lantai untuk salat, 680 eskalator, 24 elevator untuk jemaah berkebutuhan khusus, 21.000 toilet dan tempat wudu.

Nilai proyek yang sudah dimulai sejak tahun 2011 oleh almarhum Raja Abdullah ini mencapai USD26,6 miliar atau sekitar Rp37,28 triliun. Pemegang tender proyek raksasa ini adalah Binladin Group.
 

TAG

BERITA TERKAIT