Rabu, 07 Agustus 2019 10:31
Presiden Iran Hassan Rouhani
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM, TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani mengeluarkan peringatan pada AS dalam pidato yang disiarkan langsung di televisi negara pada hari Selasa.

 

"Damai dengan Iran adalah ibu dari perdamaian," kata Rouhani. "Perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang."

Ketegangan dengan Iran terus meningkat sejak Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari Perjanjian Nuklir Iran 2015 dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang keras terhadap negara itu.

Rouhani dan pejabat Iran lainnya menuduh Amerika Serikat terlibat dalam "terorisme ekonomi."

 

Rouhani mengatakan, Iran bersedia berbicara dengan Amerika Serikat, jika semua sanksi dicabut.

Di sisi lain, Rouhani memperingatkan bahwa jalur pengiriman minyak paling penting di dunia di Selat Hormuz, bisa menjadi tidak aman.

"Jika Anda ingin keselamatan bagi prajurit Anda di wilayah itu, keamanan akan menjadi keamanan. Anda tidak dapat merusak keamanan kami dan kemudian mengharapkan keamanan untuk Anda. Damai sejahtera. Minyak untuk minyak,” kata Rouhani.

Meir Javedanfar, seorang ahli Iran dan dosen di Sekolah Pemerintah Lauder, Diplomasi dan Strategi di IDC Herzliya, mengatakan kepada Fox News bahwa pidato Rouhani diarahkan untuk audiensi domestik.

Javedanfar berpendapat bahwa pidato itu adalah bagian dari politik domestik, bagian dari pencegahan.

"[Rouhani] tahu bahwa [Amerika] tidak memiliki keinginan untuk perang lain di Timur Tengah, dan ia berusaha untuk mencegah mereka yang berada dalam pemerintahan Trump, yang ia pandang menginginkan perang dengan Iran, terutama Penasihat Keamanan Nasional John Bolton," katanya.

Namun, Javedanfar berpendapat bahwa ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran tidak akan membaik dalam waktu dekat. Malah, menurutnya, keadaan bisa bertambah buruk.

"Di satu sisi, Trump tidak dapat menunjukkan kompromi karena ia memiliki pemilihan yang akan datang pada tahun 2020," kata Javedanfar.

"Di sisi lain, rezim di Iran tidak dapat menunjukkan kompromi karena merasa bahwa musuh di dalam dan luar negeri akan menafsirkannya sebagai tanda kelemahan."

Javedanfar menambahkan, "hanya perlu satu insiden agar situasi meningkat."

Selat Hormuz adalah chokepoint antara Teluk Persia dan Teluk Oman. Seperlima dari minyak dunia melewatinya, dan akhir-akhir ini, telah menjadi lokasi berbagai pertemuan tegang antara Iran dan Barat.

Iran menyita tanker minyak berbendera Inggris dan awaknya 23 pada 19 Juli, mungkin sebagai balasan atas keterlibatan Angkatan Laut Kerajaan Inggris dalam penyitaan sebuah tanker Iran di lepas pantai Gibraltar, pada 4 Juli.

TAG

BERITA TERKAIT