Senin, 05 Agustus 2019 10:45
Ilustrasi
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Minggu malam, 4 Agustus 2019. Jarum jam menunjukkan pukul 18.30 Wita. Di depan salah satu percetakan foto di Jl Toddopuli 2 Setapak 12 Kota Makassar, Andi Isra Aditya alias Enda (31) sedang pesta miras bersama teman-temannya, Reski, Rifai, Wandi, Petrus dan Fikar.

 

Tiba-tiba, Agus Sulistyo alias Bagong (29) muncul menyapa rekan-rekannya. Bagong juga dulunya adalah preman, namun sekarang sedang proses hijrah.

Bagong pun bergabung hanya untuk bermain gitar dan bercerita-cerita.

Tak lama kemudian terdengar suara azan dari masjid pertanda waktu salat Isya masuk. Bagong kemudian bangkit hendak ke masjid untuk salat.

 

"Sudah azan, saya ke masjid dulu na?" ujarnya.

Tiba-tiba, Enda menegur Bagong. "Kau yang biasa banpolika to?" tanyanya. Banpol adalah singkatan Bantuan polisi. Sebutan untuk warga sipil yang membantu polisi mengungkap kejahatan.

Bagong tak terima dituduh seperti itu. "Siapa yang bilang? Kalau memang saya, hadirkan orangnya dan kalau terbukti, pukuli'ka," ujar Bagong.

Akhirnya terjadi cekcok. Enda langsung meninju wajah Bagong tiga kali. Preman insyaf itu akhirnya emosi. Perkelahian tak terhindarkan. Tapi kemudian rekan-rekannya melerai.

Enda kembali mencekik leher Bagong, namun berhasil melepaskan diri.

Bagong lari ke gerbang Jl Toddopoli 2 dan terjadi perkelahian dengan tangan kosong di sana.

Dalam perkelahian itu, Enda berhasil mengalahkan Bagong dan terus menerus memukuli juga menyeret Bagong.

Tak tahan dipukul dan diseret, Bagong mencabut badik yang tersimpan dalam tas selempangnya.

Dia lalu menikam korban sebanyak 3 kali tepatnya bagian dada kiri dekat ketiak sebanyak 1 kali dan lengan kiri sebanyak dua kali.

Korban sempat menyelamatkan dan masuk ke tempat pencucian photo, namun Bagong mengejarnya.

Namun aksi Bagong dapat dilerai oleh rekannya. “Kamu yang duluan toh?” teriak Bagong lalu bergegas pergi.

Sedangkan Enda sempat dilarikan ke RS Grestelina namun dalam perjalanan nyawanya sudah tidak tertolong lagi.

Kapolsek Panakkukang, Kompol Ananda Fauzi Harahap mengungkapkan, aparat kepolisian dari Resmob Polsek Panakkukang dan piket SPKT dipimpin Ipda Roberth Hariyanto Siga didampingi Bripka Dzulqadri,  mendatangi lokasi setelah mendapat laporan warga.

Setengah jam kemudian, Bagong mendatangi Mapolsek Panakkukang untuk menyerahkan diri.

Bagong ditemani temannya Alex, datang membawa senjata tajam yang dipakainya menikam serta tasnya sebagai barang bukti.

Dilansir dari Tribunnews, Bagong merupakan mantan preman yang sejak bebas dari penjara kini aktif dalam kegiatan keagamaan dan jarang meninggalkan salat lima waktu.

TAG

BERITA TERKAIT