RAKYATKU.COM - Penembakan massal di Walmart El Paso, Texas menambah catatan buruk keamanan di Amerika Serikat. Ini adalah yang ke-250 sepanjang tahun 2019.
Penembakan yang terjadi pada Sabtu pagi (3/8/2019) waktu setempat itu menewaskan 20 orang. Pelaku membawa senapan serbu AK-47 lalu memberondong pengunjung.
Menurut data dari Gun Violence Archive, penembakan massal Texas merupakan insiden ke-250 sepanjang 215 hari. Artinya ada 1,16 penembakan setiap harinya.
Sejauh ini, Gun Violence Archive menyebut ada 522 orang yang tewas dalam penembakan massal dengan 2.040 lainnya terluka sepanjang tahun ini.
Dalam penembakan di Walmart El Paso, pelaku yang bernama Patrick Crusius datang ketika pusat perbelanjaan itu tengah penuh dengan 3.000 pengunjung.
Dia menyerahkan diri kepada polisi setelah melakukan aksinya, dan menulis manifesto di mana dia menyebut aksinya merupakan respons atas "invasi Hispanik" di Texas.
Kepala Polisi El Paso Greg Allen menyebut soal manifesto itu, dan berujar dokumen itu mungkin ada "hubungan" dengan penembakan tanpa bersedia menjabarkannya.
Gubernur Texas Greg Abbott menyebutnya sebagai "hari paling mematikan dalam sepanjang sejarah negara bagian itu".
Rekaman video yang beredar di media sosial seperti dilansir The Independent memperlihatkan pemuda itu masuk sambil membawa senapan serbu AK-47 dan menembaki pengunjung.
Kepada CBS News, sumber dari kepolisian mengungkapkan Crusius dikenal sebagai "pemuda bermasalah" dan penyendiri.
Crusius disebut pernah bersekolah di Collin College McKinney, dari musim gugur 2017 hingga musim semi 2019. Pihak sekolah mengaku terkejut dan sedih atas peristiwa itu.
Presiden sekolah Neil Matkin dalam keterangan resmi menyatakan, mereka siap bekerja sama dalam penyelidikan yang digelar oleh polisi lokal maupun federal.
"Kami bersama Gubernur Texas dan seluruh masyarakat yang ada di sini menyampaikan duka yang mendalam bagi para korban dan keluarga mereka," ujar Matkin.
Juru bicara Kepolisian El Paso Sersan Robert Gomez mengatakan, Crusius ditahan "tanpa insiden", dan tidak percaya jika ada pelaku lain dalam penembakan massal itu. Penembakan massal yang terjadi di Walmart El Paso terjadi satu pekan setelah aksi serupa di festival bawang putih California yang menewaskan tiga orang.
Salah satu pengunjung bernama Kianna Long menceritakan dia sedang berada di Walmart bersama suaminya ketika mereka mendengar adanya tembakan.
"Semua orang berlari dalam kepanikan karena mendengar adanya suara tembakan. Mereka bergegas berusaha lari ke pintu. Namun, banyak orang jatuh ke lantai," ujarnya.
Saksi mata lainnya, Gleon Oakly kepada CNN mengisahkan, dia sedang berada di bagian toko olahraga ketika seorang anak berteriak untuk lari karena adanya tembakan.
Oakly mengungkapkan awalnya para pengunjung tidak memedulikan ucapan bocah tersebut, hingga dua menit kemudian, mereka mendengar sendiri tembakan itu.
Penembakan massal di Walmart El Paso, Texas ini terjadi satu pekan setelah aksi serupa di festival bawang putih California yang menewaskan tiga orang.