Sabtu, 03 Agustus 2019 21:25
Amelia Ulfah Supandi (kiri), dan pelaku pembunuhan saat dibekuk.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, SUKABUMI - Usai membunuh calon mahasiswi IPB, Amelia Ulfah Supandi, RH (25) berusaha bersikap biasa-biasa saja. Saat berita itu lagi heboh di koran, RH masih mengantar tabung gas elpiji.

 

Hari itu, Rabu, 31 Juli 2019, dia datang ke pangkalan tabung gas elpiji. Dia mengambil koran langganan pangkalan tabung itu. Di headline koran tentang berita pembunuhan mahasiswi asal Sukabumi.

Dia kemudian berbincang dengan sopir kanvas lainnya. “Sadis ini pembunuhan, sepertinya diperkosa juga kemudian mayatnya dibuang," ujar RH santai.

"Kemungkinan Amel ini dibunuh oleh sopir angkutan jurusan Sukabumi," tambahnya.

 

Dari raut wajah terlihat santai, seperti bukan dia pelakunya. Tapi karyawan pangkalan gas, Dedi Sugianto (34), sempat  melihat RH tampak sedikit resah, dari posisi duduknya ketika di warung yang berpindah-pindah. 

"Memang berbincang tapi seperti memikirkan hal lain,” ungkap dia.

Menurut Dedi, itu sekitar tiga atau empat hari lalu, dia datang untuk ambil elpiji 3 kilogram. 

"Karena kan dia kanvaser di salah satu pangkalan yang ambil DO-nya di agen sini. Tapi dia bukan sopir sini, bukan pekerja di agen elpiji Anugrah Ditamas. Saat itu dia baca koran dan sempat ngobrol tentang kejadian pembunuhan itu,” ujar Dedi, Sabtu (3/8/2019).

Ternyata, pada Jumat pagi, RH yang dikenal mudah berbaur dengan para sopir kanvaser lainnya itu, ditangkap di Jalan Veteran sekitar pukul 08.00 WIB, dan merupakan tersangka dalam kasus pembunuhan Amelia.

“Kaget juga, dia yang membuka pembicaraan terkait pembunuhan tapi dia sendiri yang ternyata tersangkanya,” ujar Dedi.

Dia mengaku tidak begitu mengenal sosok RH, namun sebelum menjadi kanvaser di pangkalan tempatnya bekerja, RH merupakan sopir angkutan Cianjur-Bogor dan sempat menjadi sopir bagi adik dari pemilik pangkalan.

Dia juga sempat mendapatkan informasi jika RH belum lama ini tengah dilanda permasalahan dalam urusan asmara, dimana kedekatannya dengan sorang perempuan harus terpisah, lantaran perempuan tersebut akan menikah dengan laki-laki lain.

“Kalau urusan lainnya saya tidak tahu, rumahnya pun tidak tahu. Karena kan memang bukan pegawai agen sini, jadi sebagai ngobrol dan bercanda sebentar saat ngambil elpiji untuk di distribusikan dari pangkalannya,” pungkasnya seperti dilansir dari Radar Sukabumi.

TAG

BERITA TERKAIT