RAKYATKU.COM - Meski banyak kritikan, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir tetap pada pendiriannya. Dia akan mendatangkan rektor asing mulai 2020.
Nasir mengatakan, rencana itu sudah disetujui Presiden Joko Widodo. Dia sudah menyampaikan secara lisan kepada Presiden Jokowi dan mendapat lampu hijau.
"Beliau setuju, tergantung bagaimana saya siapkan, kalau persiapan tidak bagus ya mungkin kita pending atau bagaimana," kata Nasir di kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis (1/8/2019).
Ia menegaskan penerapan untuk tahun 2020-2024 hanya untuk beberapa universitas percontohan. Yang bakal menerapkan pun belum dipastikan perguruan tinggi negeri atau swasta.
"Kita petakan perguruan tinggi mana yang layak, kita punya 4.700 perguruan tinggi, ambil contoh 2 atau 5 selama 2020-2024, tidak semua rektor," katanya seperti dikutip dari Detikcom.
Nasir mengakui memang banyak penolakan termasuk ketika usul rektor impor pertama bergulir tahun 2016. Ia menegaskan penolakan yang dilakukan kemungkinan karena belum melihat kesuksesan universitas di negara lain yang menerapkan.
"Penolakan banyak, yang menolak tidak pernah lihat perguruan tinggi asing seperti apa," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menganggap Menristek sudah kehabisan ide untuk mendongkrak kualitas perguruan tinggi. Makanya, jalan pintas yang dilakukan adalah mendatangkan rektor asing.