RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Polda Sulsel mengungkap fakta di balik penyerangan terhadap bus rombongan Persija, Sabtu (27/7/2019).
Saat itu bus yang ditumpangi pemain, dilempari batu sejumlah suporter. Akibatnya, dua pemain dilaporkan cedera, yakni Marko Simic dan Ryuji Utomo. Seorang ofisial juga terluka.
Peristiwa itu terjadi usai tim Persija melakukan uji coba Stadion Andi Mattalatta. Seperti biasa, sehari sebelum pertandingan, tim tamu diberi kesempatan latihan sekaligus uji coba lapangan.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, polisi sebenarnya sudah menawarkan pengawalan setiap aktivitas Persija di Makassar. Maklum, atmosfer pertandingan sangat tinggi.
Apalagi, pada leg 1 final Piala Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 21 Juli 2019, sempat terjadi insiden kecil. Ada lemparan botol dari bangku suporter Persija ke suporter PSM.
Ketegangan sempat terjadi. Beruntung, aparat sigap menengahi. Striker PSM, Ferdinand Sinaga sampai-sampai ikut turun tangan menenangkan suporter PSM saat itu. Sekelompok suporter PSM mencairkan ketegangan dengan membentangkan spanduk berisi ucapan terima kasih kepada The Jak Mania.
Meski demikian, riak-riak kemarahan sejumlah suporter PSM tetap saja ada. Itu sebabnya, Polda Sulsel menawarkan pengawalan. Tujuannya, mengantisipasi segala kemungkinan.
Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah. Dicky mengatakan, tim Persija beralasan tidak ingin selalu dikawal. Mereka hanya ingin dikawal pada waktu-waktu tertentu, misalnya saat menuju dan pulang dari stadion pada hari pertandingan.
"Mengapa rombongan tim Persija berjalan tidak dikawal polisi? Itu karena di luar jadwal yang telah ditetapkan oleh tim Persija sendiri," jelas Dicky.
Kekhawatiran polisi akhirnya terbukti. Sejumlah suporter yang tidak kebagian tiket melampiaskan kekecewaannya dengan melempari bus Persija yang sedang melintas.