Kamis, 25 Juli 2019 09:35
Momen Budi Gunawan mencium tangan Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu.
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Joko Widodo disusul Megawati tidak terjadi secara mudah. Ada sosok yang berperan penting untuk memfasilitasi rekonsiliasi tersebut. Siapa dia?

 

Dia adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal Pol (purn) Prof Dr Budi Gunawan, SH, MSi, PhD. Mantan wakil kepala Polri itu turut hadir dalam dua pertemuan yang melibatkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Iya. Otomatis demikian karena memang menjadi tugas, jadi ini tidak lepas dari tugas pokok dan fungsi daripada intelejen untuk tetap mempersatukan republik ini," ujar juru bicara BIN, Wawan Hari Purwanto, Rabu (24/7/2019).

Menurut Wawan, BG sebagai kepala BIN memiliki tugas untuk tetap menjaga keutuhan NKRI khususnya pascapoilpres 2019. Dia pun menegaskan, BIN menjadi salah satu yang terdepan jika NKRI terancam dengan perpecahan.

 

"Jadi karena ini menjadi salah satu tugas, hingga mau nggak mau Kepala BIN harus menjadi garda depan mengambil langkah-langkah strategis, karena itu menjadi prioritas dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Karena NKRI itu mahal harganya kalau sampai terpecah belah," katanya.

Menurut Wawan, pertemuan tersebut sempat mengalami banyak hambatan. Namun, kesulitan-kesulitan mampu disiasati sehingga semuanya menjadi cair dan enak. Apalagi semua pihak sebetulnya ingin negeri ini menjadi kuat.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono memuji sosok BG di balik pertemuan itu. "Memang top Mas BG sebagai komunikator politik yang berkelas," kata Poyuono.

BG juga menjadi aktor pertemuan antara Prabowo dengan Jokowi di stasiun MRT pada pertengahan Juli lalu. 

"Di MRT, pertemuan Prabowo-Joko Widodo juga ada Mas BG, sang komunikator politik berkelas, yang sudah tidak diragukan kemampuannya menjembatani adanya dialog antarpemimpin nasional yang beda jalan dan arah politiknya dalam membangun Indonesia," sebut Poyuono.

Sosok Budi Gunawan

Budi Gunawan salah seorang sosok yang sukses pada karier kepolisian sekaligus pendidikan formal. Dia salah satu di antara sedikit polisi yang menyandang gelar profesor atau guru besar.

Budi Gunawan menyandang gelar profesor dalam bidang siber. Dia dikukuhkan menjadi guru besar intelijen oleh senat guru besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) beberapa waktu lalu.

Budi Gunawan yang kini berusia 59 tahun menjabat wakapolri mendampingi Jenderal Pol Badrodin Haiti sejak 22 April 2015 dan Jenderal Pol Tito Karnavian sejak 13 Juli 2016 hingga dilantik sebagai kepala BIN pada 9 September 2016. 

Budi Gunawan merupakan lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1983. Pada saat berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dia pernah menjabat sebagai ajudan wakil presiden (1999-2000) dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri tahun 2000-2004.

Setelah itu dia kemudian sempat tercatat sebagai jenderal termuda di Polri saat dipromosikan naik pangkat bintang satu atau Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.

Kemudian menjabat kepala Selapa Polri, lembaga yang menginduk pada Lemdikpol selama dua tahun, lalu kemudian dipromosikan menjadi kapolda Jambi yang merupakan Polda tipe B. Tak lama kemudian dia dipromosikan naik pangkat bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen) dengan jabatan sebagai kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv BinKum).

Selanjutnya dia sempat mutasi dengan jabatan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) lalu dipromosikan menjabat di kewilayahan sebagai kapolda Bali yang merupakan Polda tipe A.

Budi Gunawan akhirnya meraih pangkat Komisaris Jenderal (Komjen) ketika dipromosikan dengan jabatan kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol) yang membawahi lembaga-lembaga pendidikan seperti Akademi Kepolisian (Akpol), Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (SESPIM), Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), dan lainnya.

Pada tanggal 9 September 2016, dia diangkat oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat kepala Badan Intelijen Negara dan pangkatnya dinaikan dari Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi, menjadi Jenderal Polisi.

Budi Gunawan sempat diajukan oleh Jokowi sebagai calon tunggal Kapolri kepada DPR. Namun KPK mengumumkan Komjen Budi Gunawan sebagai tersangka tiga hari kemudian. DPR setuju, namun Jokowi membatalkannya dan menggantikannya dengan Badrodin Haiti.

Di bidang akademik, Budi Gunawan meraih gelar magister bidang ilmu politik dan pemerintahan di Universitas Satya Gama. Sementara gelar PhD Public Administration and Criminal Justice diperoleh dari Lacrosse University.

TAG

BERITA TERKAIT