Selasa, 23 Juli 2019 21:45
Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan Juhannis (kiri) menandatangani berita acara pelantikan di depan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Selasa (23/7/2019). (FOTO: DOK KEMENAG)
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin resmi memiliki nakhoda baru. Prof Hamdan Juhannis dilantik Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

 

Tak banyak yang tahu ada andil Bupati Bone AM Fahsar Padjalangi di balik keberhasilan Prof Hamdan menjadi rektor UIN Alauddin periode 2019-2023.

Ceritanya begini. Pada peringatan Nuzulul Quran pada malam ke-17 Ramadan 1440 H, Selasa (21/5/2019), Pemkab Bone menghadirkan Prof Hamdan sebagai penceramah. Saat itu, Prof Hamdan masih menjabat wakil rektor IV UIN.

Acara berlangsung di Masjid Agung Bone, Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kota Watampone. Bupati Bone Dr A Fahsar Mahdin Padjalangi dan Wakil Bupati Bone, Ambo Dalle turut hadir.

 

Dalam sambutannya, Bupati Bone Andi Fahsar Padjalangi sempat mendoakan Prof Hamdan Juhannis agar menjadi rektor UIN Alauddin Makassar.

"Mari kita sama-sama doakan Prof Hamdan Juhannis yang saat ini menjabat wakil rektor IV dapat menjadi rektor UIN Alauddin Makassar mendatang," kata Fahsar yang langsung diamini jemaah.

Saat itu, Hamdan Juhannis yang berasal dari Desa Mallari, Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone itu memang diketahui sedang menjadi calon rektor UIN Alauddin Makassar.

"Saya mengucapkan terima kasih atas doa bapak bupati mengajak masyarakat semua mendoakan saya," kata Hamdan menanggapi doa Andi Fahsar kala itu.

Hari ini, Selasa (23/7/2019), Prof Hamdan dilantik Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama dua rektor Universitas Islam Negeri (UIN) lainnya. Keduanya yakni rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan UIN Walisongo Semarang. 

Prosesi pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan berlangsung di ruang OR Kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat No 3-4 Jakarta Pusat. Sebagai saksi, Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamarudin Amin. 

Mereka yang dilantik adalah Prof Mahmud sebagai Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Prof Imam Taufiq sebagai Rektor UIN Walisongo Semarang, dan Prof Hamdan sebagai Rektor UIN Alauddin Makassar. 

"Jabatan hakikatnya tidak sekadar kepercayaan melainkan kehormatan. Saudara adalah pimpinan tertinggi di perguruan tinggi keagamaan negeri. Saudara menjadi rujukan, acuan dan teladan bagi seluruh PTKIN yang ada di Indonesia," pesan Menag. 

"Tetap jaga dan kembangkan kinerja sebaik-baiknya dalam memimpin UIN yang besar ini di Tanah Air," lanjutnya. 

Menag juga mengingatkan para rektor agar memahami eksistensi keberadaan PTKIN dalam konteks Indonesia yang begitu strategis. PTKIN di Indonesia adalah lembaga pendidikan Islam yang tertinggi dan mengawal agar bangsa yang sangat besar ini senantiasa terjaga dan terpelihara, khususnya terkait pemahaman keislaman maupun dalam bentuk pengamalan ajaran agama Islam. 

"Oleh para pendahulu, kehadiran PTKIN dalam rangka menjaga Indonesia dan keislaman yang moderat," tutur Menag.

"PTKIN adalah bagian yang tak terpisahkan dari Kemenag. Mari kita senantiasa menimplementasikan lima budaya kerja yang menjadi ruh bagi ASN di Kemenag. Saya harap ini betul-betul dilakukan di internalisasi PTKIN dan mewujud di setiap aktivitas," sambungnya. 

Kelima nilai yang dimaksud Menag adalah integritas, profesionalitas, inovatif, tanggung jawab, dan keteladanan. 

"Semoga di bawah kepemimpinan saudara, UIN semakin berkembang dan maju. Terima kasih dan apresiasi yang setinggi tingginya kepada rektor yang lama atas capaian yang telah diberikan," tutup Menag.
 

TAG

BERITA TERKAIT