Senin, 15 Juli 2019 09:03
Via Daily Mirror
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Sebuah foto yang menunjukkan pasangan berciuman di belakang singa mati telah menunjukkan kekejian dalam perburuan trofi.

 

Orang dalam foto itu adalah Darren dan Carolyn Carter, dari Edmonton, Alberta, Kanada. Mereka berciuman untuk merayakan keberhasilan mereka membunuh singa selama berburu di Afrika Selatan.

Dalam perburuan trofi, binatang buas akan dikumpulkan di area terbatas, kemudian bebas dibunuh oleh orang yang telah membayar.

Pemburu kemudian diperbolehkan untuk membawa bagian tubuh yang telah mereka buru, untuk dipamerkan sebagai piala.

 

Dunia pertama kali terbangun dengan praktik mengerikan perburuan trofi pada tahun 2015, ketika singa bernama Cecil ditembak oleh dokter gigi Amerika, Walter Palmer.

Tetapi lebih dari 1.000 singa masih terbunuh setiap tahun, bersama dengan ribuan beruang dan ratusan gajah, badak, jerapah dan buaya.

Para juru kampanye telah memperingatkan bahwa perdagangan kejam ini harus dilarang, terutama karena beberapa spesies sudah menghadapi risiko kepunahan.

Gajah misalnya, populasinya telah turun dari 1,3 juta menjadi sekitar 400.000.

Jerapah masih tidak diklasifikasikan sebagai spesies yang terancam punah. Namun populasi mereka telah menurun 40% dalam 30 tahun terakhir.

Sejak 2009, lebih dari 20.000 ukiran tulang jerapah telah diekspor dari Afrika serta sekitar 7.000 kulit dan piala perburuan jerapah lainnya.

Konvensi Perdagangan Internasional untuk Spesies Terancam Punah melarang perdagangan, impor dan ekspor bagian tubuh hewan yang terancam punah, selain dalam keadaan luar biasa.

Tetapi hewan yang dibunuh oleh pemburu trofi dibebaskan dari aturan ini.

Karena realitas yang begitu keji di balik pemburuan trofi, media Inggris, Daily Mirror melucurkan kampanye untuk menyerukan diakhirinya praktik tersebut.

"Kami menuntut pemerintah segera melarang impor hewan yang ditembak untuk kesenangan," demikian pernyataan Daily Mirror, dalam postingan Minggu (14/07/2019).

"Kampanye kami menyerukan perubahan dalam aturan internasional sehingga hewan yang disembelih oleh pemburu trofi tidak lagi dibebaskan dari kontrol ketat pada perdagangan, impor dan ekspor spesies yang terancam punah."

"Dan kami menginginkan perlindungan yang lebih besar bagi jerapah, yang jumlahnya telah menurun secara dramatis karena perburuan liar."

TAG

BERITA TERKAIT