Rabu, 10 Juli 2019 21:59
Mantan Kepala Inspektorat Sulsel, Luthfie Natsir saat menjadi terperiksa dalam sidang hak angket oleh DPRD Sulsel, Rabu, 10 Juli 2019.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Pencopotannya selaku Kepala Inspektorat Sulsel masih bisa diterima oleh Luthfie Natsir dengan lapang dada. 

 

Namun, tuduhan sebagai 'pengkhianat' dan 'duri dalam daging' yang disematkan oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah kepadanya, begitu membekas.

Luka lama itu kembali dibuka oleh Luthfie Natsir saat menjadi pihak terperiksa, dalam sidang panitia hak angket di Gedung Tower, Kantor DPRD Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Rabu (10/7/2019).

"Kata pengkhianat itu sakit pak. Keluarga saya semua menelepon ke saya. Mereka bilang kita bukan keluarga pengkhianat," kata Luthfie.

 

Bahkan, menurut Luthfie, anaknya sempat malu keluar rumah lantaran cap 'pengkhianat' terhadap ayahnya yang ramai diberitakan media massa saat itu.

"Sampai sekarang saya tidak mengerti saya dikatakan sebagai pengkhianat, sebagai duri dalam daging. Saya minta penjelasan juga tidak dijawab. Tapi saya sabar pak. Katanya orang sabar itu disayang Tuhan," tambahnya.

Luthfie pun mengaku sempat shock dan enggan untuk membaca berita di media massa. "Dua kali saya drop dan tidak mau baca koran. Sampai orang-orang menguatkan saya. Saya bilang kalau saya harus bantah (tuduhan) ini," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Luthfie juga buka-bukaan. Menurutnya, pencopotan dirinya selaku Kepala Inspektorat Sulsel oleh Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah sama sekali tak berdasar dan tak sesuai dengan mekanisme.

"Menurut saya itu ada mekanismenya. Harus ada pemeriksaan. Itu wajib. Atasan langsung itu memanggil terlebih dahulu dan itu harus melalui surat juga," katanya.

Namun saat ini, kata Luthfie, keputusan pencopotan dirinya tersebut sudah diterimanya dengan ikhlas. Bahkan dirinya mengaku lebih plong setelah dicopot.

"Biasanya kalau orang diberhentikan turun badannya. Saya ini malah lebih sehat dan plong pak," tutupnya.

TAG

BERITA TERKAIT