Rabu, 10 Juli 2019 14:17
Perdana Menteri Papua Nugini James Marape
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Sedikitnya 24 orang tewas dalam kekerasan suku tiga hari di Papua Nugini.

 

"Dua puluh empat orang dipastikan tewas dalam tiga hari, tetapi bisa lebih hari ini," kata administrator provinsi Hela William Bando kepada AFP, Rabu (10/07/2019).

"Kami masih menunggu laporan hari ini dari pejabat kami di lapangan."

Dalam satu serangan di Karida, para pejuang dikatakan membantai enam wanita, delapan anak-anak, serta dua wanita hamil, dalam 30 menit.

 

Petugas kesehatan setempat, Pills Kolo mengatakan sulit untuk mengenali beberapa bagian tubuh. Akibatnya, jasad para korban digabungkan bersama-sama menggunakan kelambu sebagai kantong mayat sementara.

Perdana Menteri James Marape yang baru-baru ini ditunjuk, mengatakan pemerintah akan meningkatkan penyebaran keamanan ke daerah itu.

"Hari ini adalah salah satu hari paling menyedihkan dalam hidup saya," katanya dalam sebuah pernyataan. "Banyak anak dan ibu yang secara tidak bersalah terbunuh di desa Munima dan Karida di daerah pemilihan saya."  

"Penjahat penjahat bersenjata, waktumu sudah habis," kata Marape. "Belajarlah dari apa yang akan kulakukan untuk para penjahat yang membunuh orang tak bersalah, aku tidak takut untuk menggunakan tindakan terkuatmu dalam hukum."

Dia menekankan bahwa hukuman mati adalah bagian dari sistem peradilan di PNG.

Tidak jelas apa yang memicu serangan ini, tetapi bentrokan antar suku umumnya persaingan lama yang ditimbulkan oleh tuduhan pemerkosaan, pencurian, atau perselisihan mengenai batas wilayah.

Suku-suku dataran tinggi negara itu telah bertarung satu sama lain selama berabad-abad, tetapi gelombang senjata otomatis telah meningkatkan siklus kekerasan dan membuat pertempuran lebih mematikan

TAG

BERITA TERKAIT