RAKYATKU.COM - Sepasang suami istri Asia yang tinggal di New York menuntut klinik kesuburan karena mencampurkan embrio yang digunakan dalam in vitro fertilization (IVF).
Hal itu yang menyebabkan si istri melahirkan dua bayi yang berbeda etnis dan ternyata berhubungan dengan dua orang tua berbeda.
Menurut gugatan federal yang diajukan di Pengadilan Distrik AS, penggugat beralih ke CHA Fertility karena sulit untuk hamil secara alami.
Mereka dilaporkan menghabiskan lebih dari $100.000 untuk layanan fertilisasi in vitro. Itu termasuk biaya fasilitas dan dokter, layanan spesialis, obat-obatan, biaya laboratorium, biaya perjalanan, dll.
Awal tahun lalu, klinik mengumpulkan sperma dan telur dari pasangan itu dan membentuk lima embrio euploid, empat di antaranya adalah perempuan.
Upaya pembuahan pertama tidak menghasilkan kehamilan, tetapi pada bulan September tahun lalu wanita itu mengandung anak kembar.
Satu-satunya masalah adalah bahwa, menurut pemeriksaan sonogram, kedua janinnya adalah laki-laki. Padahal, hanya satu dari lima embrio mereka yang dianggap laki-laki, dan itu belum digunakan.
Pasangan itu kemudian menghubungi klinik untuk membahas masalah tersebut. Namun diberi tahu bahwa sonogram itu bukan tes yang pasti, jadi hasilnya tidak akurat.
Rupanya, ketika wanita itu melahirkan pada bulan Maret, dia dan suaminya benar-benar kaget.
Bayi-bayi itu bukan perempuan, dan juga bukan orang Asia, seperti kedua orang tuanya.
Selanjutnya, tes DNA menunjukkan bahwa kedua anak laki-laki itu tidak berhubungan dengan dugaan orang tua mereka, atau satu sama lain.
Bahkan, keduanya secara genetik terkait dengan pasangan lain yang telah menggunakan layanan CHA Fertility.
Karena itu, pasangan itu tidak punya pilihan selain menyerahkan hak asuh bayi kepada orang tua genetik mereka.
Gugatan menyatakan bahwa pasangan tersebut tidak tahu apa yang terjadi pada dua embrio mereka dan sejauh ini klinik kesuburan belum menjawab permintaan media untuk komentar.
Penggugat menuduh klinik dengan malpraktek medis, kelalaian dan 14 tuduhan lain yang telah menyebabkan mereka membahayakan fisik dan emosional.