Selasa, 09 Juli 2019 13:28
Choe In-guk
Editor : Suriawati

RAKYATKU.COM - Putra seorang pembelot Korea Selatan telah mengikuti jejak ayahnya untuk tinggal di Korea Utara secara permanen.

 

Media Korea Utara, Uriminzokkiri melaporkan bahwa Choe In-guk tiba di ibukota Pyongyang pada hari Sabtu (06/07/2019).

Jika laporan tersebut benar, maka itu akan menjadi kasus tidak biasa di Korea Selatan di mana seseorang membelot ke Korea Utara.

Uriminzokkiri mengatakan bahwa Choe mendedikasikan sisa hidupnya untuk unifikasi Korea atas bimbingan pemimpin Kim Jong Un.

 

Laporan itu disertai foto dan video yang menunjukkan Choe membaca pernyataan kedatangannya di bandara Pyongyang.

Pria berusia 72 tahun itu mengatakan dia memutuskan untuk tinggal di Korea Utara untuk selamanya karena itu adalah keinginan terakhir orang tuanya.

Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan Choe In-guk berada di Korea Utara tanpa izin khusus dari pemerintah Seoul untuk mengunjungi Korea Utara.

Juru bicara kementerian, Lee Sang-min mengatakan kepada wartawan pada hari Senin, bahwa pihak berwenang berusaha untuk menentukan rincian tentang perjalanan Choe ke Korea Utara.

Choe adalah putra mantan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Choe Dok-shin, yang membelot ke Korea Utara bersama istrinya pada tahun 1986.

Dia meninggalkan negaranya bertahun-tahun setelah ia dilaporkan terlibat dalam skandal korupsi dan perselisihan politik dengan Presiden Korea Selatan saat itu Park Chung-hee. Dia meninggal pada tahun 1989.

Beberapa analis mengatakan Korea Utara menerima Choe In-guk sehingga bisa menggunakannya sebagai alat propaganda untuk memberi tahu warganya bahwa sistemnya lebih unggul daripada Korea Selatan.

Kedua Korea terpisah oleh perbatasan yang paling dijaga ketat di dunia selama sekitar 70 tahun. Mereka melarang warga mereka mengunjungi wilayah satu sama lain dan bertukar panggilan telepon, surat atau email tanpa izin khusus.

Di bawah undang-undang keamanan Korea Selatan, orang-orang yang diam-diam mengunjungi Korea Utara dapat menghadapi hukuman 10 tahun penjara.

Sejak akhir Perang Korea 1950-53, lebih dari 30.000 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan untuk menghindari penindasan politik dan kemiskinan ekonomi. 
Orang Korea Selatan kadang-kadang membelot ke Korea Utara di masa lalu, tapi sangat langka dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena Korea Utara menderita kelaparan pada pertengahan 1990-an yang diperkirakan telah menewaskan ratusan ribu orang.

TAG

BERITA TERKAIT