Senin, 08 Juli 2019 15:13
Mujahidullah Afridi dan Aasma Rani
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, PAKISTAN - Aasma Rani baru saja turun dari becak bersama iparnya di kampungnya, Kohat, Pakistan, ketika Mujahid, ditemani saudaranya, Sadiqullah, menarik pelatuk senjata otomatisnya.

 

"Dorr!!...dor!!!," beberapa butir peluru menembus tubuhnya.

Gadis mahasiswa kedokteran di salah satu perguruan tinggi di Pakistan itu, sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun karena luka-lukanya, keesokan harinya dia meninggal.

Namun sebelum meninggal Rani dia merekam kesaksiannya tentang identitas penembaknya.

 

Dalam video Rani menyebutkan bahwa Mujahidullah Afridi adalah pria yang menembak dirinya.

"Saya ditembak Mujahid," ujarnya terbata-bata.

Keluarganya tentu saja kaget. Mereka tak menyangka, pria yang naksir korban ternyata adalah pembunuhnya.

Rani adalah mahasiswi MBBS tahun ketiga dari Abbottabad Medical College.

Mujahid pernah menyatakan melamar Rani. Namun, Rani menolak. Sakit hati itulah yang terus dipendam Mujahid, hingga dia memberondongkan peluru ke tubuh Rani dengan penuh dendam.

Keluarga Rani juga menduga Mujahid dendam pada Rani karena ia menolak lamarannya.

Mujahid bahkan sempat menyergap Rani di dekat rumahnya.

Keluarga Rani menuduh pelaku telah mengeluarkan ancaman sebelumnya.

Keluarga Rani telah memohon keadilan dari pejabat tinggi.

Mereka juga memberi tahu polisi bahwa Mujahid adalah keponakan pemimpin lokal yang berpengaruh dan khawatir dia akan menggunakan pengaruhnya untuk membuat keponakannya lolos.

Namun, pihak berwenang dalam sebuah pernyataan menjamin, polisi adalah lembaga penegak hukum independen.

Mereka akan melanjutkan penyelidikan secara profesional dan membawa pelaku ke pengadilan.

"Yakinlah tidak akan ada bantuan khusus dan pelaku akan segera ditangkap," tambahnya.

Polisi Khyber Pakhtunkhwa menghubungi Badan Investigasi Federal (FIA), karena mengeluarkan surat perintah atas tersangka Mujahid.

Selama penyelidikan terungkap, bahwa Mujahid Afridi telah meninggalkan Pakistan dan lari ke Arab Saudi.

Dia mengatakan, terdakwa telah berangkat ke bandara Islamabad segera setelah melakukan kejahatan.

Sebuah tim investigasi gabungan (JIT) juga telah dibentuk untuk menyelidiki pembunuhan mahasiswa kedokteran ini.

TAG

BERITA TERKAIT