RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Unjuk rasa yang dilakukan oleh Gerakan Aktivis Makassar (GAM) di pertigaan Jalan AP Pettarani dan Jalan Hertasning berlangsung ricuh, Rabu (3/7/2019).
Aksi unjuk rasa yang awalnya berjalan aman akhirnya berbuntut pemukulan. Tak lama setelah mereka turun dari mobil boks dan melanjutkan orasi di jalan, terjadi saling dorong dengan polisi.
Kericuhan antara kader GAM dan anggota polisi yang berseragam maupun yang berpakaian sipil menjadi tontonan pengguna jalan di siang hari.
Terlihat beberapa kali saling dorong dan bentrok yang terjadi antara kedua belah pihak. Para kader GAM terlihat terjatuh ke aspal bekas tempat bakar ban.
Bahkan ada kader GAM yang mengalami luka berdarah pada bagian bibir serta baju robek.
"Inilah bukti tindakan represif kepolisian," ungkap kader GAM sambil menunjuk bibirnya yang berdarah.
Sempat mereda, kericuhan kembali terjadi beberapa kali. Meski terjadi kericuhan di antara kedua belah pihak, sebagian pengunjuk rasa berupaya menenangkan rekan masing-masing.
"Jangan mi mancing-mancing," ungkap Kapolsek Rappocini Kumpul Edhy yang juga berada di TKP saat kader GAM terus berorasi memprotes tindakan kepolisian yang dianggap represif dan berlebihan.
Ketika rusuh terjadi antara kader GAM dan aparat kepolisian, tiba-tiba beberapa orang yang mengaku sebagai warga yang merasa terganggu dengan aksi unjuk rasa tersebut mendatangi pengunjukrasa sambil marah-marah.
Kader GAM dan dua orang warga sempat bersitegang. Namun tak lama, aksi tersebut berakhir.
Sebelumnya, dalam orasinya, kader GAM menyoroti kinerja kepolisian. Mereka menuntut agar Kapolri, Jenderal Tito Karnavian dicopot.
"Saat ini Polri menjadi sangat menakutkan bukan lagi menjaga masyarakat. Ada beberapa kejadian tindakan represif. Salah satunya seperti yang terjadi satu bulan lalu di Sulteng, Kendari. Mahasiswa, masyarakat demo tapi Polri lakukan tindakan represif penembakan terhadap masyarakat. Kami sangat ingin Tito turun dari jabatannya," ungkap salah satu kader GAM saat orasi.