Selasa, 02 Juli 2019 14:45
Dirut Bulog, Budi Waseso
Editor : Alief Sappewali

RAKYATKU.COM - Penyaluran beras Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) berpolemik. Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) tersinggung dengan kebijakan Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.

 

Bulog merasa dianaktirikan dalam penyaluran beras Bantuan Pangan Nontunai (BPNT). Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menyalurkan beras yang diperoleh dari swasta.

Padahal, beras kini menumpuk di gudang Bulog. Jumlahnya 2,5 juta ton dari total kapasitas gudang Bulog yang hanya 2,7 juta ton. Jika tidak segera disalurkan, dikhawatirkan beras itu akan rusak, membusuk.

Menurut Buwas, sapaan akrab Budi Waseso, dalam program BPNT, Mensos telah menyalurkannya 70 persen. Lalu, dari 30 persen yang tersisa, 70 persen diberikan kepada Bulog. Ini yang membuat Buwas kecewa.

 

"Kalau bisa ambil 100 persen kegiatan rastra sepenuhnya oleh Mensos, saya mundur dari dirut Bulog," tegas Buwas kepada wartawan di Gedung Corporate University Bulog, Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Sebab, Buwas mengungkapkan jatah 70 persen yang diberikan kepada Bulog untuk menyalurkan beras BPNT bukan lah dari 100 persen total kebutuhan beras program tersebut. Melainkan 70 persen dari sisa 30 persen program BPNT.

"Ancamannya beras Bulog akan busuk itu karena bukan 70 persen dari 100 persen programnya itu, bukan," ungkap Buwas.

"Tujuh puluh persen yang itu sudah diambil oleh Mensos untuk pasar bebas. Sisa 30 persennya itu baru 70 persennya disuplai dari Bulog. Ini sih gila saja menurut saya," ujar Buwas.

Sudah dapat jatah kecil, Bulog juga dapat bagian penyaluran untuk wilayah yang jauh, yakni Papua. "Itu di ujung-ujung Papua. Pakai pikul-pikul, pakai motor atau ojek, bahkan jalan kaki, itu yang mau dikasih sama Bulog, itu urusannya Bulog yang itu. Nah ini kan nggak bisa," kata Buwas.

TAG

BERITA TERKAIT