Minggu, 30 Juni 2019 19:40
Salah seorang pelaku (baju putih) saat diamankan aparat kepolisian.
Editor : Mays

RAKYATKU.COM, MANADO - Anggota TNI AD Kopda Lucky Prasetyo (36), ditemukan tewas tergeletak di tempat parkir, tempat hiburan malam, Altitude The Club, kawasan Megamas, Manado, Sabtu (29/6/2019). Dia tewas dikeroyok 4 pria berbadan kekar.

 

Sabtu dini hari, sekitar pukul 01.00 Wita, Kopda Lucky datang ke Altitude bersama dua rekannya, Sertu Alfianto dan Kopda Hermin.

"Mereka duduk semeja dengan empat pria berbadan kekar," ujar saksi, Novri Manulang, sebagaimana dilansir dari Tribunnews.

Setelah sekitar empat jam menghabiskan waktu di tempat hiburan malam tersebut, ketiganya kemudian hendak pulang dan membayar pesanan.

 

Namun, saat berada di kasir, pelaku dan korban berebutan membayar. Cekcok tak terhindarkan.

Adu mulut kemudian berlanjut pada perkelahian di tempat parkir.

Para pelaku juga memukuli rekan korban, Sertu Alfianto hingga terjatuh.

Pelaku sempat mengambil pistol milik rekan korban yang terselip di pinggang.

Ketika senjata tersebut dipegang pelaku, mereka langsung memukuli korban di bagian kepala, sehingga  korban terjatuh.

Terlihat dalam rekaman CCTV, korban dipukul beberarapa kali sehingga kepalanya mengeluarkan darah.

Jumlah pelaku sebanyak 4 orang dan korban tak sebanding.

Seusai menganiaya korban, para pelaku melarikan diri.

Pada saat bersamaan korban Kopda Lucky Prasetyo tergeletak di jalan, samping sepeda motor Honda Vario warna hitam bernomor polisi  DB 6841 MT.

Tak lama berselang, Sertu Alfianto dan Kopda Hermin meninggalkan korban di lokasi kejadian.

Warga kemudian melaporkan peristiwa ini kepada polisi.

Personel Polsek Sario dan Polresta Manado yang dipimpin Kapolres Manado, Kombes Pol Benny Bawensel tiba di lokasi kejadian untuk mengidentifikasi korban dan olah TKP sekitar pukul 07.00 Wita.

Jenazah Anggota Intel Korem 131/Stg itu, dibawa ke RS Bayangkara oleh pihak kepolisian guna penyelidikan lebih lanjut.

Korban diduga meninggal akibat mengalami benturan benda tumpul yang memicu pendarahan.

Korban merupakan warga Nganjuk, Jawa Timur yang berdomisili di Jaga 6, Desa Kema Tiga, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara.

Setelah selesai diautopsi, jenazah korban dibawa keluarganya ke Desa Kema 3, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Di rumah duka yang berhadapan dengan Masjid Riyadhussalihin, istri korban yang bernama Arini Polioto tampak tak kuasa menahan tangis sambil memeluk erat foto sang suami.

"Ayah, ayah.. kase tinggal pa kita (jangan tinggalkan kami)," kata Arini Polioto histeris.

Arini sangat terpukul dengan peristiwa nahas yang menimpa sang suami tercinta.

Dia terus menangisi jasad sang suami yang sudah terbujur kaku didalam keranda yang ditutupi kain warna hijau.

Jenazah disalatkan di Masjid Riyadhussalihin dan selanjutnya dimakamkan.

Polisi tak butuh waktu lama untuk menangkap keempat pelaku yang kini jadi tersangka.

Tak cukup waktu 24 jam, pelaku berinisial HRT, AB, ALS, dan AS ditangkap.

"Iya, sebanyak empat terduga tersangka sudah ditangkap, dan sekarang dalam pemeriksaan penyidik," kata Kombes Pol Benny Bawensel.

Semuanya warga Kota Manado. Keempat tersangka ditangkap di wilayah Kota Manado. Ada yang di rumah mereka, ada yang di tempat kos.

TAG

BERITA TERKAIT